Terkesan paradoks tapi itulah yang terjadi pada sebagian orang yang tinggal di kota besar. Dimana mereka akan merasa kesepian dalam keramaian.
Dimana mereka berada dalam satu lingkungan penuh sesak tapi tidak kenal satu sama lain. Yang ada bisa jadi hanya say hello dan sudah kembali ke aktifitas masing-masing.
Waktu akan berjalan begitu cepat dan berapapun dialokasikan masih akan tetap merasa kekurangan. Seringkali kemudian banyak hal dikorbankan tak terkecuali keluarga dan kesehatan.
Mereka yang Termasuk Kesepian dalam Keramaian
Memiliki karir cemerlang dan anak buah yang cukup banyak tidak menjamin hadirnya sebuah kebahagiaan. Padahal bahagia itu sederhana dan selalu ada pada hati dan pikiran yang senantiasa bersyukur.
Iklas atas apa yang terjadi dan menerima realita. Kadang apa yang kita inginkan tidak langsung serra merta di dapat.
Tidak percaya? Coba tengok atasan kamu, berapa banyak ia memiliki teman bercerita dan berkeluh kesah. Atau bisa jadi hubungan yang terjadi hanya sebatas atasan dan bawahan.
Baca juga: Up Date Status Dulu ah
Saya pun Merasa Demikian
Dalam konteks diri saya mungkin karena saya berasal dari kampung. Dimana saat tinggal di desa satu sama lain masih memiliki ikatan yang cukup baik.
Begitu masuk kehidupan kota kemudian kaget. Kenapa ini terjadi dan pergumulan itu senantiasa menghantui. Ada yang salah dengan semua ini?
Tak mau berlarut-larut karena waktu tak bisa diputar kembali. Waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga apalagi bagi mereka yang memiliki anak kecil dan orang tua yang telah menua.
Baca juga: Jomblo, No Problem
Pentingnya Sebuah Perencanaan
Siapapun itu mulai kini untuk segera melakukan perencanaan. Mulai disusun untuk jangka waktu 1 tahun ke depan, 3 tahun ke depan hingga 5 tahun ke depan.
Jangan sampai semua berlalu dan sia-sia karena sekali lagi waktu tidak bisa diputar kembali. Seyogyanya semua sesuai dengan rencana, hanya saja sama-sama kita tahu perubahan itu tidak bisa terjadi secara tiba-tiba.
Perlu sebuah panduan dan petunjuk yang jelas apa saja yang harus dilakukan untuk mewujudkan semua itu. Jaga dari hal-hal yang bisa jadi akan menghancurkan segala sesuatunya.
Tujuan dari itu semua sudah pasti bagaimana kita bisa hidup dan tumbuh dengan kebahagiaan. Bagaimana kita bisa hadir dan hidup dalam satu kondisi yang benar-benar bahagia tanpa kepura-puraan.
Bagi saya pribadi tempat terbaik untuk “tumbuh” sudah pasti ada di desa. Hanya saja tidak semudah membalik telapak tangan untuk kembali.
Ada banyak hal yang harus dipersiapkan agar nantinya bisa kembali dan hidup nyaman di kampung halaman.