Filosofi Kopi, Pesan Mendalam Dari Secangkir Kopi Hitam

Kopi, hmmmm siapa yang tak suka dengan minuman yang satu ini. Kopi yang pada dasarnya berwarna hitam kemudian bisa diolah menjadi aneka warna dan rasa sesuai dengan keinginan para penikmatnya.

Filosofi Kopi, Pesan Mendalam Dari Secangkir Kopi Hitam 1

Tapi tahukan kita bahwa dalam secangkir kopi yang diminum itu ada filosofi yang mendalam. Kalau masih penasaran ada baiknya untuk mencoba membaca buku atau melihat film karya Dewi Lestari atau yang biasa di sapa Dee ini.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Melalui Filosofi Kopi, si penulis ingin bercerita bahwa hidup itu tak ada yang sempura. Sempurna atau tidak sempurnaya sesuatu adalah tergantung bagaimana sudut pandang orang itu melihatnya.

Cerita dalam kisah ini bermula dari persahabatan Ben dan Jody. Ben yang tak lain adalah seorang barista bersama Jody mendirikan kedai kopi yang bernama Filosofi Kopi Temukan Diri Anda Di Sini.

Nama tersebut dibuat bukan tanpa alasan tapi mereka berdua hendak menyampaikan pesan bahwa dalam secangkir kopi ada filosofi yang mendalam. Tak perlu waktu lama, kedai kopi ini langsung terkenal dan selalu didatangi banyak pengunjung.

Hingga pada suatu ketika ada seorang laki-laki yang berani menantang untuk dibuatkan secangkir kopi yang sangat nikmat. Membuat siapa saja yang meminumnya akan terdiam dan menahan takjub atas nikmat kopi.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Namun laki-laki itu berbeda dengan kebanyakan pegunjung yang selalu mengatakan sempurna. Dengan jelas ia mengatakan bahwa kopi yang dibuat Ben hanya lumayan enak dan masih kalah dengan kopi yang ada di Jawa Tengah.

Merasa tidak terima kemudian Ben dan Jody berangkat ke Jawa Tengah untuk mencicipi kopi di maksud. Bukannya kedai yang jauh lebih wah daripada milik Jody dan Ben tapi kedai kopi itu terkesan apa adanya kalau tidak mau dibilang reyot.

Benar saja, setelah mencicipi secagkir kopi yang diketahui bernama kopi Tiwus mereka berdua hanya terdiam. Terlalu menikmati kelezatan kopi yang disuguhkan hingga tak dapat berkata apa-apa.

Ben yang selama ini merasa percaya diri bahwa kopi buatannyalah yang paling enak tidak teriam dan ia putus asa sehingga enggan kembali ke Jakarta. Untuk membujuk Ben agar kembali ke Jakarta maka Jody menghidangkan secangkir kopi Tiwus dan sebuah catatan yang berbunyi, “Kopi yang anda minum hari ini adalah kopi Tiwus. Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya”.

Tak perlu waktu lama Ben kembali tersadar kalau dirinya harus terus berjuang. Dirinya percaya tak ada yang sempurna dalam hidup ini tapi perjuangan tak boleh berhenti.

Pos terkait