Diantara sekian banyak bisnis yang masih menjanjikan hingga saat ini tentu menempatkan bisnis jasa laundry sebagai yang paling gurih. Maklum saja, kegiatan mencuci pakaian masih menjadi sebuah keharusan.
Dimana pakaian yang telah digunakan harus segera dicuci. Terlebih pakaian yang telah kotor dan berkeringat setelah seharian beraktivitas.
Tidak mau bukan bila Anda masih harus menggunakan pakaian yang sama di keesokan harinya. Yang tidak nyaman bukan hanya si pemakai tapi juga orang sekitar.
Mengingat kebutuhan yang sifatnya rutin maka jasa laundry bisa menjadi pilihan bagi Anda yang ingin memiliki opsi. Memiliki usaha atau bisnis dengan prospektif yang cerah.
Namun demikian tetap harus ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Dalam dunia bisnis setidaknya ada 9 hal yang harus diperhatikan.
Bisnis Model Canvas Jasa Laundry
Khusus bagi Anda yang ingin membuka jasa laundry dan berasal dari wilayah sekitar pabrik maka BMC ini bisa sebagai acuan. Membantu proses berpikir agar lebih terstruktur dan tentunya lebih terukur.
Secara prinsip hal-hal tersebut antara lain:
1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)
Mengingat bisnis ini berada di sekitar pabrik maka karyawan pabrik tentu menjadi target utama. Seperti kita tahu, mereka ini adalah orang-orang yang bekerja dari pagi hingga sore.
Besar kemungkinan mereka ini adalah orang-orang yang tidak sempat memasak dan butuh dukungan pihak lain. Bisnis jasa laundry hadir sebagai solusi paling tepat.
2. Value Propositions (Proposisi Nilai)
Ketika diobservasi di sekitar pabrik tentu sudah ada bisnis serupa. Penting kemudian untuk mencari dan menciptakan nilai atau sesuatu yang lebih baik dari kompetitor.
Dengan cara ini tentu jasa laundry yang Anda kelola akan dipilih. Beberapa hal yang bisa ditonjolkan antara lain layanan laundry cepat (same-day service), paket berlangganan hingga layanan antar jemput.
Jika Anda hanya menawarkan layanan cuci bersih, wangi dan rapi dengan harga terjangkau tentu akan sama dengan yang lain. Bila tidak ada yang menarik pelanggan akan sulit memilih jasa yang ditawarkan.
3. Channels (Saluran)
Selanjutnya pilih lokasi yang paling strategis. Tidak harus berada persis di dekat pabrik tapi lebih fokus dimana area karyawan pabrik berada.
Jangan lupa manajemen pelanggan lakukan sebaik mungkin dan buka saluran dua orang untuk memungkinkan pelanggan langsung bisa melakukan order. Jaga sebisa mungkin agar mereka ini berlangganan sehingga tidak membuang energi terlalu banyak untuk mencari pelanggan baru.
4. Customer Relationships (Hubungan dengan Pelanggan)
Para pelanggan yang ada harus dijaga sebagai mungkin. Menyusun aturan atau standar operasional prosedur menjadi sebuah keharusan.
Jangan sampai satu pelanggan dengan pelanggan lain mendapat perlakuan yang berbeda. Akan sangat baik bila bisa menciptakan produk berlangganan dan salah satunya dengan memberlakukan membership, diskon atau cashback.
Cara ini akan menjaga pelanggan tetap loyal. Tak hanya itu saja tapi sekaligus akan menjadi ujung tombak dalam proses marketing.
4. Revenue Streams (Sumber Pendapatan)
Berbicara tentang bisnis maka keuntungan menjadi sebuah keharusan. Dalam usaha jasa laundry keuntungan bukan hanya semata didapat dari jasa itu sendiri, termasuk didalamnya paket berlangganan.
Namun demikian bisa menambahkan fitur-fitur lain semisal layanan antar jemput hingga menambahkan deterjen atau pewangi khusus. Selain itu tentu ada layanan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
5. Key Resources (Sumber Daya Utama)
Ada beberapa sumber daya yang perlu diperhatikan dalam bisnis ini. Selain mesin cuci, pengering, setrika, deterjen, pewangi tentu masih ada yang lain.
Karyawan menjadi kunci penting dalam setiap bisnis. Tanpa karyawan yang andal hasil kerja tidak akan optimal.
7. Key Activities (Aktivitas Utama)
Dalam bisnis jasa laundry aktivitas bukan hanya sebatas mencuci, mengeringkan dan setrika semata. Namun ada juga manajemen logistik atau bahan baku hingga layanan antar jemput.
Tak kalah penting tentu saja manajemen data base itu sendiri dimana para pengguna jasa sebisa mungkin menjadi pelanggan tetap. Bila kapasitas belum optimal maka ada baiknya tingkatkan proses promosi dan pemasaran untuk menjaring pelanggan baru.
Jangan lupa semua aset harus dijaga dan pemeliharaan peralatan laundry harus dilakukan secara berkala. Hal ini sebagai upaya preventif jangan sampai kemudian terjadi kerusakan berat dan operasional terhenti.
Bila ini terjadi maka besar kemungkinan pelanggan akan hilang dan mereka beralih ke tempat lain. Buat ceklist secara keseluruhan untuk memastikan semua baik-baik saja.
8. Key Partnerships (Kemitraan Utama)
Mereka yang menjadi mitra utama bukan hanya supplier bahan baku baik itu penyedia deterjen dan pewangi. Namun bisa jadi ada pihak-pihak lain yang harus dijaga.
9. Cost Structure (Struktur Biaya)
Bisnis tentu identik dengan investasi dan diawal beberapa hal yang menjadi kebutuhan tentu saja sewa lahan, peralatan (mesin cuci, pengering, setrika), dan lain-lain.
Selanjutnya ada biaya operasional yang muncul mulai dari gaji karyawan, listrik, air, bahan baku (deterjen, pelembut), plastik pembungkus dan lain-lain.
Promosi menjadi sebuah kebutuhan dan diawal jangan lupa siapkan biaya untuk membuat spanduk dan brosur yang bisa dibagikan bagi warga sekitar usaha. Bila ada dana lebih tak ada salahnya untuk iklan digital guna meningkatkan branding.
Dengan memperhatikan beberapa hal diatas tentu usaha atau bisnis jasa laundry akan lebih terukur. Terutama untuk mengetahui target penjualan hingga keuntungan didapat.