Kampung Edukasi Watu Lumbung kini menjadi objek wisata alternatif manakala berkunjung ke Jogja. Bagaimana tidak, setelah puas menikmari keindahan Pantai Parangtritis bisa mendapat bonus untuk istirahat sejenak di kampung edukasi.
Bukan tanpa alasan penyebutan Kampung Edukasi, pasalnya ditempat ini semua pengunjung akan diajarkan banyak hal. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dibawa pulang setelah berkunjung ditempat yang sangat tenang ini.
Oleh-oleh tersebut antara lain adalah pelajaran tentang kesederhanaan, kepedulian, cinta terhadap alam, saling menghargai, kemandirian, kejujuran dan tentu saja rasa bersyukur. Semua itu diajarkan tanpa alat yang canggih, semua masih berbau natural dan apa adanya.
Sebagai contoh manakala wisatawan sampai ditempat ini tak ada piranti atau alat canggih, semua back to nature. Artinya ditempat ini pengunjung diajarkan untuk bisa hidup sederhana dan menghargai alam.
Selanjutnya ada kantin atau tepatnya warung tanpa kasir yang menyediakan berbagai kuliner unik dan tradisional. Dikatakan unik karena hampir semua menu dibuat dengan cara dan bahan tradisional.
Disini pengunjung bebas mengambil apa saja dan membayar sejujurnya. Bagi mereka yang curang tentu bisa saja hanya akan membayar sebagian saja.
Setelah melihat apa yang ada, tak ada alasan untuk tak bersyukur. Melihat keindahan alam dengan tenang dan diberi kesempatan untuk mencicipi kuliner yang sangat langka tentu akan menjadi pengalaman tersendiri.
Terletak tak jauh dari Pantai Parangtritis atau mudahnya saat perjalanan pulang bisa ambil arah kanan menuju Siluk Imogiri. Hanya sekitar 300 meter kemudian naik ke perbukitan. Diatas perbukitan setinggi lebih kurang 130 meter diatas permukaan laut inilah terdapat keindahan yang belum terjamah modernisasi.
Konsep kampung wisata nan indah ini didisain oleh M Boy Rifai yang konsen akan dunia pendidikan. Selain sebagai tempat untuk menimba ilmu tempat ini diharapkan bisa menjadi objek wisata alternatif. Buktinya tempat ini selalu saja ramai dikunjungi wisatawan.
Fasilitas yang ada juga cukup memadai. Selain ada perpustakaan dan musola masih ada fasilitas pendukung seperti toilet dan semuanya itu dibuat dari bahan alami. Sangat disayangkan bila berkunjung ke Parangtritis tidak menyempatkan ke tempat ini khususnya di saat senja.