Kuliner Kicikan, Salah Satu Menu Jadul yang Banyak Dicari

Berkunjung ke Gunungkidul untuk menikmati pemandangan alam serta jajan kuliner gatot thiwul itu sudah biasa. Tapi ada baiknya sekali-kali berburu Kicikan.

kicikan
kompas.com

Salah satu kuliner legendaris yang telah ada sejak puluhan tahun ini hanya di dapat mereka yang benar-benar serius. Selain hanya ada dari pagi buta hingga pukul 07.00 WIB, kuliner berbahan dasar jeroan sapi ini hanya ada di pasar tertentu.

Bacaan Lainnya

Jadi jangan harap akan menemukan disiang bolong dan semua pasar ada. Berdasar data yang ada kuliner yang senantiasa laris manis ini hanya akan ditemui di Pasar Wage Wonotoro, Pasar Pahing Gedangrejo dan Pasar Pahing Karangmojo.

Hanya ada di hari pasaran sesuai kalender Jawa membuat menu ini tak bisa bertahan lama. Selain harganya yang murah meriah karena satu porsi cukup Rp 5.000,- kuliner ini disajikan dengan cara unik.

Menikmati sajian tempo dulu beralaskan daun jati tentu memberi pengalaman berbeda.

Dari beberapa informasi yang ada kuliner Kicikan ini berasal dari Padukuhan Banjardowo, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Satu daerah yang dikenal sebagai sentra ternak sapi ini selain menghasilkan daging otomatis beserta dengan jorannya.

Dikatakan Kicikan karena dalam mengolah jeroan tersebut menggunakan bumbu kicik. Bumbu ini memiliki citarasa khas karena kuat akan rasa gurih sepedas tongseng tapi tidak menggunakan merica melainkan sambel bawang.

Cara paling tepat menikmati kicikan tentu saja di sajikan dengan beras merah dalam kondis hangat. Terlebih kuliner ini selalu habis dipagi hari jadi pas kiranya untuk sarapan.

Kuliner Kicikan ini akan mengalami ledakan produksi saat hari raya Idul Fitri. Dimana para perantau pulang kampung tentunya mereka ingin memanjakan lidah dengan masakan tempo dulu yang memiliki kelezatan tiada tara.

Sementara itu bagi kalian yang ada di pusat kota Jogja dan tidak sempat ke Gunungkidul mungkin bisa mencicipi Oseng-Oseng Mercon. Hal ini karena secara bahan memiliki kemiripan dengan dominasi jeroan dan tetelan.

Namun siapkan lidah untuk terbakar karena kuliner kesukaan Cak Nun ini memiliki rasa pedas diatas rata-rata.

Pos terkait