Matahari seolah tak memberi ampun, menghajar ubun-ubun kami yang berbaris mengantre di antara stan pameran produk lokal UKM DIY. Mencoba mengulik yang unik dari puluhan produk lokal berdaya saing di Alun-alun Sewandanan, Pakualaman, Jogjakarta pada tanggal 24-25 Januari 2020.
Tak kurang dari 50 stan turut meramaikan event ini. Cukup banyak jenis produk di hadirkan mulai dari craft, fashion, kuliner mampu membius para pengunjung untuk betah berlama-lama.
Namun kali ini setidaknya ada 4 stan yang mampu membuat pandangan saya susah ke lain stan dan terkesima. Meski telah berputar-putar mengelilingi seluruh lokasi tetap saja mata ini susah untuk tidak mengatakan, “mereka ini keren banget”.
Stan pertama yang unik menawarkan gudeg bakar. Sudah biasa menikmati gudeg basah atau gudeg kering maka cobalah gudeg yang satu ini. Gudeg yang disajikan dengan bungkus daun pisang dan dibakar ini memberikan rasa wangi khas daun pisang.
Rasa manis masih mendominasi dari gudeg bakar yang bermarkas di Demangan Jogja ini. Tak susah menemukannya saat ini, terlebih bila kamu tak mau repot cukup pesan menggunakan aplikasi dan gunakan kata kunci Kafe Ndeso.
Harga yang ditawarkan pun sangat ramah kantong. Cukup merogoh kocek Rp 13.000,- maka kita sudah bisa menikmati kelezatannya. Namun bila porsi standar dirasa masih kurang bisa tambah aneka lauk yang ada layaknya gudeg pada umumnya.
Berdasar informasi yang di dapat dari Mbak Nurul Aisyah selaku pemilik Gudeg Bakar ini menuturkan bahwa ia perlu berinovasi untuk memberikan sesuatu yang beda untuk pengunjung. Tak sekali dua kali gagal dan mendapat respon kurang berkenan tak menyurutkan niat untuk improvisasi.
Dan kini produknya layak bersanding dengan aneka kuliner lainnya. Tak hanya ada Gudeg Bakar, ia pun menyiapkan menu tak kalah lezat lainnya seperti nasi goreng, nasi kucing, soto dan lain-lain.
Stan kedua yang mampu mencuri fokus adalah Bakpia menuk Abnormal. Kata Abnormal tertulis jelas dan membuat siapa saja yang datang penasaran. Abnormal sendiri dalam pemahaman masyarakat awam berarti tidak normal.
Penasaran itu terjawab sudah ketika mencicipi bakpia yang mereka tawarkan. Rasa premium dengan bahan premium, mungkin itu salah satu alasan dikatakan tak biasa (baca: abnormal).
Selain ada varian rasa bakpia pada umumnya seperti kacang hijau, keju, coklat, kumbu hitam dan ubi ungu masih ada rasa lain. Rasa salak, jagung keju dan oreo bisa kamu pilih bila ingin bakpia tak biasa.
Kuliner tradisional ini di proses dengan mengedepankan filosofi bakpia dimana semua dilakukan dengan penuh ketekunan untuk menghasilkan rasa dan kualitas terbaik. Tanpa bahan pengawet, pemanis dan pewarna menjadi ciri khas utama.
Sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia pun di raih guna memberikan rasa aman bagi semua penikmat kuliner di panggang ini. Bakpia pun bisa menjadi oleh-oleh untuk seluruh kolega, sahabat atau pun keluarga di rumah.
Penasaran cara membuat bakpia sesuai filosofi maka datanglah ke markas mereka yang ada di Jalan Mangkuyudan No 63 atau Jalan Wonosari km 6,7 Jogjakarta. Disini pengunjung dapat secara langsung melihat proses pembuatan bakpia.
Tak hanya itu saja tapi pengunjung juga akan diajak terlibat langsung untuk membuatnya. Selanjutnya hasil di cipta bisa di bawa pulang untuk buah tangan. Pas bukan bila kegiatan seru ini laksanakan bersama dengan keluarga, teman sekolah atau rekan kerja. Siapa tahu kelak setelah praktik membuat bakpia terinspirasi untuk membuka usaha sendiri.
Stan ketiga yang mampu menghipnotis adalah Daniels Clothing. Produk ini membawa ingatan penulis pada era 2000-an dimana Dagadu mampu hadir dan booming dengan jargon unik di kaos.
Lain hal dengan Daniels Clothing, mereka hadir dengan kaos lukis, kaos batik dan kaos tie dye. Kaos bukan lagi hanya pelindung badan tapi ada estetika dan keindahan di dalamnya.
Setiap kaos lukis di produksi secara manual dengan cara di lukis hand made. Menggunakan bahan kaos terbaik dan pewarna alami sehingga nyaman dikenakan. Jangan kaget kemudian bila semua orang akan bertanya dimana kaos itu di dapat.
Oleh karena itu saat berkunjung ke Jogja, kamu harus membeli minimal 1 buah untuk kenang-kenangan atau cindera mata kekinian telah berkunjung di Jogja dan mendapat produk terbaik. Jangan sampai menyesal kelak pernah di Jogja tapi tak memiliki satu yang spesial.
Selain tiga stan tersebut masih ada 1 yang mengganggu fokus. Tak mau berpaling dari Keripik Belut Cipta Rasa yang berasal dari Dusun Klaci, Margoluwih, Seyegan, Sleman, Jogjakarta.
Keripik legend yang identik dengan Godean ini juga di pasok oleh beberapa pedagang di sekitar Godean, salah satunya dusun Klaci tersebut. Dalam perkembangannya penjual tak hanya menyediakan keripik belut semata. Masih ada keripik daun bayam, pare dan lain-lain.
Dari 4 stan yang dikunjungi tersebut ada beberapa poin yang cukup menarik. Pertama terkait produk lokal berdaya saing dimana semua stan umkm tersebut harus mampu memberikan produk terbaik sehingga di terima pasar.
Kedua, mereka senantiasa berinovasi dan tidak berhenti dengan apa yang ada. Kreatifitas nampak jelas bahwa mereka sadar betul bila tidak berubah akan di tinggalkan zaman.
Ketiga, mereka sadar betul akan brand atau merek sehingga memunculkan berbagai merek yang unik dan mudah di ingat. Mungkin terkesan sederhana tapi bila tidak digarap serius maka merek yang mereka gunakan akan di patenkan orang lain.
Keempat, mereka senantiasa memberikan servis terbaik. Tak hanya dianggap sebagai pembeli tapi mereka juga dianggap sebagai tamu yang harus dijamu dan dimanjakan sehingga ada keinginan untuk balik kembali.
Selain keempat poin di atas tentu masih banyak poin menarik lainnya untuk di ulas satu-satu. Dan kamu bila ingin memiliki usaha ada baiknya mulai pikirkan sedari sekarang bagaimana menciptakan produk lokal berdaya saing nasional ataupun internasional.
Pameran ini diselenggarakan atas inisiasi Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta bekerja sama dengan PLUT Jogja untuk lebih memperkenalkan produk lokal UKM Jogja agar lebih kenal masyarakat luas.