Kilas Balik Roti S Sidodadi sebagai Cikal Bakal Sido Maju Marsudi

Guna membuktikan bahwa Roti S menjadi salah satu kuliner legendaris di Muntilan maka tim kanaljogja pun menghubungi Dewi Endang Susilowati untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Dewi sendiri adalah generasi kedua dari Roti S Sido Maju Marsudi.

sido dadi
ist

Kepada kanaljogja, Dewi dengan lancar menjelaskan asal usul roti jadul yang satu ini. Hal ini tak lepas dari komunikasi yang sangat baik dengan keluarga Roti S Sidodadi yang tak lain adalah pioneer Roti S.

Usut punya usut ternyata Roti S ini kali pertama diperkenalkan oleh seorang Chines yang diketahui bernama Djoen Liang atau yang populer di sapa Pak Djoen. Sebelum memulai usaha dibidang kuliner Djoen Liang bekerja di Jakarta untuk mengumpulkan modal.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Dari Sien Hartono atau Koh Sien yang tak lain putra tunggal Djoen Liang diketahui bahwa ayahnya memilih untuk pulang kampung ke Muntilan sebelum tahun 1965 dan menekuni usaha dibidang kuliner.

Produk yang pertama kali dirintis adalah aneka macam es campur. Aneka es campur Sidodadi ini beroperasi dari 1970 hingga 1987.

Selanjutnya Djoen Liang pun mengembangkan usaha ke bidang lain dan salah satunya berupa kecap dengan merk Mawar. Yang menarik dari kecap ini tidak dikemas dalam bentuk botol atau sejenisnya. Dijual dengan sistem ecer sesuai dengan kemasan yang dibawa pembeli.

Roti Garut sebagai Cikal Bakal Roti S Sidodadi

koh sin
ist

Menariknya diantara sekian banyak produk yang dibuat ada satu kuliner yang paling disukai dan bernama Roti Garut. Sesuai namanya Roti Garut terbuat dari bahan dasar tepung garut.

Berbekal pengalaman dan kecintaannya akan Roti Garut maka Joen Liang melakukan berbagai inovasi. Salah satu yang nampak tentu saja roti yang berbentuk S.

Bentuk ini terinspirasi dari kuliner pertama yang dirintis berupa Es Campur. Huruf S ini menjadi simbol yang menggambarkan akan kesuksesan Sidodadi.

Pada tahun 1960 an Sidodadi menjadi pihak pertama yang memproduksi Roti S berbahan dasar tepung garut. Namun dengan berjalannya waktu, tepung ini menjadi sulit ditemukan dan kemudian digantikan dengan tepung tapioka jemur.

Sebelum dipasarkan Djoen Liang butuh waktu untuk bereksperimen dalam membuat Roti S yang bisa diterima masyarakat luas. Dengan perencanaan yang matang maka Roti S Sidodadi ini pun diterima dengan baik sama seperti produk-produk yang telah hadir sebelumnya.

Menjadi Salah Satu Kuliner Kebanggaan Warga Muntilan

Puncaknya pada tahun 1980 hingga 1990 Roti S menjadi salah satu kuliner yang paling banyak dicari di Muntilan. Terutama saat lebaran maka Roti S menjadi salah satu makanan yang harus ada. Tak sedikit pula yang kemudian beranggapan bahwa Roti S adalah roti bodho atau lebaran.

Roti S yang ada saat ini lebih dikenal sebagai Roti S Marsudi. Hal ini tak lepas dari peran Marsudi yang sebelumnya tak lain adalah karyawan Djoen Liang.

Marsudi sendiri bergabung dengan Roti S Sidodadi sejak tahun 1982. Di awal bekerja Marsudi mendapat tugas untuk mencetak dan memanggang dengan menggunakan oven kayu.

Seiring berjalannya waktu Marsudi pun mendapat kesempatan untuk belajar lebih banyak terkait seluk beluk Roti S Sidodadi. Salah satu bagian yang krusial tentu saja proses untuk membuat adonan. Selain memastikan bahan yang digunakan tentu saja menakar bahan yang harus digunakan.

Cukup lama bergabung dengan Djoen Liang, Marsudi pun undur diri dan mendapat restu untuk menggarap pasar di Muntilan. Sementara itu Sidodadi fokus untuk menggarap pasar di luar Muntilan.

Marsudi hadir dengan brand Sido Maju Marsudi. Penggabungan dari merk yang digunakan Djoen Liang dan nama Marsudi itu sendiri. Sinergi yang cukup baik antara Djoen Liang dan Marsudi menjadikan mereka menjadi produsen Roti S yang tersohor di Muntilan dan sekitarnya.

Sepeninggal Djoen Liang pada tahun 1994 silam, Roti S Sidodadi dipegang sang istri hingga 2015. Namun sayang sejak tahun itu sang istri mulai sakit-sakitan dan meninggal di tahun 2016. Sejak itu pula tidak ada keluarga yang meneruskan usaha Roti S Sidodadi.

Dewi dan Suami sebagai Penerus Sido Maju Marsudi

Praktis Marsudi merasa memiliki tanggung jawab untuk meneruskan apa yang telah dirintis Djoen Liang. Selain ia memproduksi bersama istri juga dibantu anak dan menantu.

Beruntung Marsudi memiliki penerus hingga kemudian roti yang berusia puluhan tahun itu tetap bisa ditemukan hingga saat ini. Dewi sebagai generasi kedua pun kini fokus untuk bagaimana kemudian kejayaan Roti S ini kembali seperti masa lalu.

Selain melakukan berbagai inovasi dengan tetap memperhatikan citarasa asli Dewi pun berkomitmen untuk memperkenalkan Roti S ke seluruh wilayah. Seluruh perizinan atau legalitas telah dimiliki dan saat ini Dewi tengah memperluas pasar dengan digitalisasi.

Memudahkan roti kebanggaan masyarakat Muntilan ini menjadi mudah ditemukan. Dimanapun Anda yang pernah merasakan pengalaman menikmati Roti S kini langsung bisa order melalui marketplace atau instagram di @sidomaju_marsudi atau hubungi di nomor telepon 081770415462.

Pos terkait