Mendengar kata Mbah Maridjan tentu akan membawa publik pada kata Gunung Merapi. Seolah keduanya adalah satu paket diman ada nama Gunung Merapi maka Mbah Maridjan harus disebut pula.
Salah satu agenda yang paling banyak ditugu adalah Labuhan Merapi. Dimana para abdi dalem dari Kraton Jogja dan warga sekitar melakukan persembahan untuk penunggu Gunung Merapi.
Tidak hanya diikuti dua kelompok tersebut tapi juga akan dihadiri oleh ribuan wisatawan dari berbagai pelosok negeri hingga manca. Mereka ingin melihat lebih dekat apa yang terjadi di kawasan Gunung Merapi.
Peserta akan melalui jalan setapak yang kiri kanannya terdapat pepohanan rindang membuat udara yang dingin akan semakin menusuk hati. Hal ini tentu akan akan menjadi pengalaman yang seru dan menatang bagi para wisatawan.
Sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan yang sangat indah. Membuat setiap peserta tak merasa kalau mereka sebenarnya telah melakukan perjalanan panjang.
Labuhan Merapi ini dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 30 Rejeb dalam penanggalan bulan Jawa. Prosesi akan dimulai dengan doa bersama di Pendopo Argo Merapi Dusun Kinahrejo. Tak lupa berbagai ubo rampe atau sesaji disiapkan untuk dipersembahkan kemudian.
Ubo rampe yang digunakan antara lain kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung dan serundeng. Ubo rampe yang memiliki simbol amar ma’ruf nahi munkar ini akan dibagikan untuk pengunjung yang hadir. Jadi bagi wisatawan yang kebetulan beruntung akan pulang dengan oleh-oleh khas Labuhan Merapi ini.
Selain itu masih ada lagi ubo rampe yang akan dilabuh berupa Kembang Setaman, Sinjang Limaran, Sinjang Cangkring, Peningset Udaraga, Semekan Gadung, Semekan Gadung Mlati, Seloratus Lisah Konyoh, Seswangan, Destar Roromuluk dan Yotro Tindih.
Labuhan Merapi adalah sebagai perwujudan terima kasih dari Kraton Jogja dan masyarakat sekitar atas perlindungan yang ada. Bentuk kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan Tuhan dan alam sekitar.
Puncak acara berupa labuhan akan dilaksanakan di Bangsal Srimanganti. Jaraknya sekitar 3,5 kilometer perjalanan kaki jadi bagi yang tak biasa berjalan kaki tentu akan sangat kewalahan. Lain halnya dengan para abdi dalem yang telah terbiasa melakukan ritual tahunan ini.
Bila ingin mengikuti acara ini sepenuhnya ada baiknya untuk datang lebih awal. Labuhan ini akan dimulai sejak pukul 06.00 WIB pagi. Kalau tidak mau terlambat ada baiknya mencari penginapan yang tidak terlalu jauh dari lokasi ritual.
Kinahrejo atau kawasan wisata Kaliadem tak ubahnya dengan Kaliurang dimana ditempat ini telah terdapat sarana objek wisata yang memadai. Mulai dari MCK, warung, penginapan dan lain-lain. Bahkan bila ingin mendirikan tenda disinipun ada area camping ground.