Pernahkan terbayang dalam benak kita ketika membeli suatu makanan di layani penjual yang hanya berkutang. Bila penasaran ada baiknya datang ke Kasong untuk menikmati sajian pecel Baywatch Mbah Warno.
Dijamin apa yang terlintas dalam benak akan lupa dengan film Baywatch yang diperankan Pamela Anderson. Pecel sederhana yang disajikan akan membius siapa saja yang menyantapnya hingga suapan terakhir.
Unik memang nama warung pecel sederhana ini. Meski usia warung hampir mendekati 4 dekade tapi mendapat julukan pecel Baywatch. Usut punya usut ternyata asal mula dari nama ini dikarenakan si penjual dan rekannya yang membantu terkadang hanya memakai kutang saja.
Aits, jangan kuatir siapapun tidak akan lagi memiliki nafsu meski penjualnya hanya memakai kutang saja. Maklum saja usia mereka telah tua bahkan terbilang sangat sepuh.
Mbah Warno nama asli si penjual pecel ini. Tapi masyarakat luas lebih mengenal dengan pecel Baywatch berkat media kuliner yang mempopulerkannya. Setelah itu nama mbah Warno tergantian dengan nama pecel berbau Amerika.
Sajian pecel ini sangat sederhana, menggunakan 4 bahan utama dari daun turi, bayam, daun pepaya dan tauge atau kecambah. Perpaduan rasa dari 4 bahan utama itu akan semakin komplit dengan bumbu kacang.
Ada rasa manis, pahit dan getir yang berbaur menjadi satu. Terlebih bila ditambah dengan aneka lauk pilihan mulai dari mangut lele, belut goreng dan baceman dan aneka gorengan.
Secara tampilan benar-benar sederhana karena dimasak oleh orang yang belajar memasak dari pengalaman. Namun secara rasa pecel Baywatch bisa diadu dengan pecel yang lain.
Harganya juga sangat murah, tidak akan menguras kantong karena masih rata-rata harga masakan di kampung.
Untuk menuju tempat ini juga tidak akan sulit asalkan ada kemauan yang kuat. Bisa dari jalan Bantul masuk di gerbang Desa Wisata Kasongan hingga menemukan tugu yang ada dipertigaan kemudian belok kanan. Tepatnya ada di Dusun Sembungan, Desa Bangunjowo, Kecamatan Kasongan, Bantul.
Warung makan Mbah Warno juga sangat sederhana. Tidak ada kesan mewah, bahkan dapur yang penuh dengan kayu yang harusnya ada dibelakang dipindah ke depan untuk memudahkan dalam penyajian.
Makan di warung ini serasa di rumah pribadi. Pengunjung bisa memilih tempat terbaik yang disuka baik itu di dalam rumah atau di teras rumah. Mau makan diatas meja silakan, mau makan dengan cara lesehan diatas tikar juga boleh.
Berdasar pengakuan para pengunjung yang datang, makan di rumah mbah Warno akan memberi kesan yang berbeda. Pasalnya meski diluar cukup panas tapi ketika di dalam rumah akan terasa sejuk, nyaman dan bikin betah.
Satu lagi yang tak akan terlupa adalah keramahan mbah Warno dan rekannya yang tak akan segan menyapa pelanggan. Pelanggan bukan hanya dianggap sebagai pembeli semata tapi sudah dianggap bagai anggota kelurga sehingga kehangatan senantiasa terjaga.