Gudeg memang menjadi salah satu kuliner khas asal Jogja. Makanan berbahan dasar nangka muda ini seakan menjadi makanan wajib baik bagi warga lokal, maupun wisatawan yang singgah ke kota ini.
Saking favoritya, makanan yang satu ini bisa ditemui di mana-mana, mulai dari warung-warung yang ada di pinggiran jalan sampai ke kelas restoran. Bahkan, kamu juga bisa menemukan penjaja kuliner ini dari pagi hingga malam.
Tidak lengkap rasanya jika kita menginjakkan kaki di Yogyakarta tapi belum menyantap gudeg. Tapi kamu tidak perlu khawatir, karena kuliner yang satu ini bisa ditemui di kawasan Wijilan.
Nama Wijilan memang sudah akrab di telinga warga asli Yogyakarta, sebagai salah satu pusat makanan gudeg. Lokasinya pun mudah dicari, karena memang letaknya tidak jauh dari kompleks Keraton Yogyakarta dan Alun-Alun Utara.
Rute Menuju Sentra Gudeg Wijilan
Nah, jika kamu ingin ke kawasan Wijilan dari Alun-Alun Utara, maka kamu tinggal ke arah Timur melewati Jalan Ibu Ruswo dan mencari Plengkung Wijilan. Plengkung sendiri dalam bahasa Indonesia berarti gapura atau gerbang.
Sedangkan nama Plengkung Wijilan sendiri aslinya bernama Plengkung Tarunasura. Namun karena lokasinya berada di kawasan Wijilan, maka namanya lebih terkenal dengan sebutan Plengkung Wijilan.
Jika sudah menemui plengkung atau sebuah gapura dengan nuansa putih serta melewati terowongan pendek, maka itu artinya sudah sampai di pusatnya gudeg Jogja. Begitu memasuki kawasan ini, maka akan langsung menemui beragam warung makan gudeg.
Sepanjang jalan berderet baik di sisi kiri dan kanan jalan. Sebut saja Gudeg Bu Slamet. Menurut cerita, Gudeg Bu Slamet disebut-sebut sebagai penjual gudeg pertama.
Gudeg Bu Slamet bahkan dikatakan sudah didirikan sekitar tahun 1946. Terletak di Jalan Wijilan Nomor 17, Gudeg Bu Slamet menyajikan gudeg dengan cita rasa yang tidak terlalu manis, namun tetap memikat.
Beberapa tahun kemudian, warung gudeg pun bertambah. Ada warung Gudeg Campur Sari serta warung Gudeg Ibu Djuwariah, atau yang akrab dikenal sebagai Gudeg Yu Djum. Namun, sekitar tahun 1980-an warung Gudeg Campur Sari pun tutup.
Warung Gudeg Yu Djum, yang terletak di Nomor 31, menjadi salah satu warung gudeg yang pamornya sudah melegenda. Menyajikan gudeg kering dengan rasa manis serta perpaduan sambal krecek yang pas, membuat warung ini setiap hari dikunjungi baik dari warga lokal sampai wisatawan yang ingin menjadikan gudeg sebagai oleh-oleh.
Selain Gudeg Bu Slamet dan Gudeg Yu Djum, masih banyak warung gudeg lainnya. Sebut saja Gudeg Bu Tarto dan Gudeng Bu Lies serta puluhan warung gudeg yang lain. Warung-warung gudeg yang ini rata-rata buka dari pukul 05.00 pagi hingga malam.
Soal harga, tidak usah khawatir karena bisa cari yang sesuai dengan kantong. Karena harga gudeg yang ada sangat bervariatif, mulai dari belasan ribu sampai ratusan ribu, tergantung lauk yang dipilih dan jenis kemasannya.
Di sini bisa juga membeli gudeg untuk dijadikan buah tangan dengan kemasan kendil ataupun besek. Yang pasti, rasanya masih tetap enak meski sudah dibawa ke kota lain.
Jadi tunggu apa lagi, jika kamu sedang berada di Yogyakarta atau akan Kota Pelajar ini, maka wajib mampir ke Wijilan.