Setelah kita membahas asal-usul nama kampung di kraton yang ada di wilayah Jeron Beteng atau kawasan di dalam kompleks Kraton Yogyakarta. Maka di bagian kedua ini kita akan membahas asal-usul penamaan kampung yang ada di wilayah Jobo Beteng atau kawasan di luar kompleks Kraton Yogyakarta.
Dari artikel bagian pertama kita bisa mengetahui bahwa nama-nama kampung di kraton yang ada di Jeron Beteng banyak diambil dari profesi para pemukimnya yang tinggal di sana, yang tidak lain adalah para abdi dalem Kraton Yogyakarta Hadiningat. Mereka ada yang bertugas sebagai pembersih Kraton, sebagai pengurus kuda, sebagai kepala pegawai dan masih banyak lainnya.
Sedangkan untuk kampung yang ada di wilayah Jobo Beteng sendiri, kebanyakan dihuni oleh hamba istana lainnya seperti prajurit, pengurus dalam bidang keadministrasian, para tukang, para pengrajin serta tampat bagi kaum bangsawan dan para profesional lainnya. Untuk lebih jelasnya, mari kita telusuri satu per satu dari mana nama tersebut diambil.
Beberapa nama kampung yang ada di Jobo Beteng antara lain adalah Kampung Wirobrajan, Kampung Prawirotaman, Kampung Patangpuluhan, Kampung Mantrijeron, Kampung Jogokaryan, Kampung Bugisan, Kampung Ketanggungan, Kampung Surokarsan, Kampung Nyutran dan Kampung Dhaengan.
Kampung-kampung tersebut dulunya dihuni oleh para prajurit dan pasukan Kraton, seperti Prajurit Wirobrojo, Pasukan Prawirotomo, Prajurit Patangpuluh, Pasukan Mantrijero, Pasukan Jogokaryo, Prajurit Bugis, Prajurit Ketanggung, Prajurit Surakarsa, Prajurit Nyutra, dan Prajurit Dhaeng. Akhirnya, dari nama para prajurit atau para pasukan itulah, nama kampung tersebut lalu diambil.
Selain itu, ada juga nama-nama kampung di kraton yang dahulu menjadi tempat para pejabat atau pekerja tinggal, seperti halnya Kampung Pajeksan. Kampung ini dahulu merupakan tempat kediaman bagi para jaksa. Lalu ada Kampung Gandekan yang merupakan tempat kediaman bagi para pesuruh.
Selanjutnya ada Kampung Dagen. Kampung ini merupakan tempat kediaman para tukang kayu. Kemudian ada Kampung Jlagran yang merupakan tempat tinggal bagi para tukang batu. Sementara Kampung Gowongan, menjadi tempat tinggal para ahli bangunan. Terakhir ada Kampung Menduran, yang dari namanya mungkin kita sudah bisa menebak siapa yang tinggal di sana, yaitu orang-orang Madura.
Mungkin bagi anda yang sedang di Jogja atau yang akan ke Yogyakarta, bisa meluangkan waktu sejenak untuk mengunjungi tempat-tempat tadi. Ini akan membuat anda lebih banyak tahu tentang asal-usul penamaan kampung serta kampung di kraton pada masa lampau. Meskipun kampung-kampung tersebut sudah sedikit banyak berubah saat ini.
Sebagai contoh Kampung Prawirotaman. Meski bukan tempat tinggal bagi para prajurit lagi, namun lokasinya justru kini semakin ramai. Prawirotaman sekarang terdapat banyak penginapan, kafe-kafe serta penjual souvenir khas Yogyakarta. Namun Yogyakarta masih menyimpan banyak keindahan dan kenangan dari kampung-kampungnya yang masih kokoh dan tak tergerus oleh zaman.