Digital marketing UMKM dipercaya sebagai kunci laris manis dan panjang umur. Bagaimana tidak, dengan strategi ini UMKM bisa bersaing dengan kompetitor.
Bagaimana UMKM kemudian bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Bukan hanya area sekitar tapi juga hingga puluhan atau ratusan kilometer dalam satu waktu.
Apabila dulu metode konvensional masih bisa diandalkan tapi kini tidak lagi. Kecepatan teknologi digital membuat para UMKM berlomba-lomba beralih pada bidang ini.
Mereka yang enggan belajar dan beradaptasi dengan teknologi digital sudah hampir bisa dipastikan akan hilang. Jangan kaget kemudian bila saat ini begitu cepat ditemukan brand-brand baru. Sebaliknya ada brand atau merek yang tidak siap berubah akan hilang.
Saat ini tolak ukur keberhasilan UMKM pun bukan hanya diukur dari sisi penjualan atau profit. Lebih dari itu mereka telah menyadari betapa pentingnya sebuah brand dan value yang bisa ditawarkan.
Sesuatu yang melekat pada diri pengguna dipercaya akan lebih membawa dampak baik dimasa yang akan datang. Semua itu tentu tak terjadi secara tiba-tiba tapi ada proses didalamnya.
Bahkan saat ini ada satu brand yang berani mengatakan salah satu indikator keberhasilan adalah dikenal masyarakat luas. Baik itu dalam dunia nyata maupun dalam dunia maya.
Sudah bukan zaman lagi UMKM menawarkan harga yang lebih murah dalam bentuk promo atau diskon. Bukan pula menawarkan ukuran yang lebih besar karena semua itu sifatnya akan sementara. Begitu selesai maka tidak ada lagi penjualan.
Digital Marketing UMKM Kunci Laris Manis
Menjawab tantangan tersebut Managing Director Kuliner Jogja, Rendhafajar Pragowoaji menawarkan satu konsep baru untuk bagaimana UMKM bisa berumur panjang. Sebuah strategi untuk membangun UMKM unggul dan dicari konsumen dengan strategi yang dimaksud bernama ‘Digital Marketing.’
Dalam seminar yang mengambil tema “PEBISNIS HANDAL, CAKAP DIGITAL” Kulina Jogja bekerja sama dengan Ruang 412 selaku penyedia jasa Inkubator Bisnis. Dalam kesempatan tersebut Rendra membagikan tips dan pengalaman mengelola bisnis dengan mengandalkan digital marketing UMKM.
Menurut Rendra, digital marketing UMKM adalah segala macam kegiatan pemasaran yang menggunakan media internet. Bisa melalui kanal youtube, instagram, facebook, website, twitter, dan masih banyak lagi.
Masih menurut Rendra, untuk seseorang mengambil keputusan membeli atau menggunakan akan melalui beberapa fase. Mulai dari Strager, Audience. Follower, Buyer, Advocate.
Secara sederhana mereka para pengguna gawai atau smartphone akan mengunjungi media sosial dan menemukan sebuah brand. Selanjutnya menjadi audience dan menikmati apa yang ditawarkan.
Apabila cocok tentu akan mengikuti dan pada umumnya akan diikuti tindakan berupa langganan atau pembelian. Paling menarik apabila mereka puas maka secara tidak sadar akan merekomendasikan produk kepada orang lain.
Untuk sampai pada advocate tidak mudah tapi bisa diciptakan. Salah satunya menggunakan ketepatan gaya bahasa, pendekatan dan tema apa yang sesuai dengan audience.
Tak kalah penting adalah bagaimana para pelaku UMKM mampu membranding diri sendiri. Apabila personal branding lebih kuat maka akan mudah menawarkan sebuah produk. Kenali diri sendiri dan produk sebaik mungkin sehingga citra positif akan terbentuk.
Tips Membuat Konten
Dalam membuat konten tidak bisa sembarangan. Sebisa mungkin tentukan segmen market dengan tepat. Hal ini karena gaya bahasa akan sangat berpengaruh.
Sebagai contoh paling sederhana bahasa yang digunakan remaja tentu akan berbeda dengan mereka yang telah dewasa. Pada umumnya para remaja suka dengan konten berbau hiburan. Sebaliknya orang dewasa suka dengan konten yang miliki unsur edukasi.
Konten yang ada harus bisa berbicara, entah itu menarik ataupun menggelitik. Jangan kaget kemudian bila mayoritas konten di Instagram atau Tiktok yang FYP pada umumnya menggunakan musik yang populer dan enak didengar.
Jangan lupa gunakan hastag yang tepat. Tidak ada ketentuan berapa jumlah hastag yang baik dan sebisa mungkin merepresentasikan produk yang hendak dijual.
Hati-hati dalam membuat caption. Informasi ini baiknya bersifat padat dan jelas dan bisa dibaca dalam sepersekian detik. Caption terlalu panjang justru membuat pembaca enggan membaca.
Dalam membuat judul boleh clickbait tapi bukan sebuah kebohongan. Sebisa mungkin mengundang audience untuk mencari informasi lebih jauh hingga melakukan aktivitas diminta.
Formula Narasi ala Top Konten Kreator
Mungkin banyak yang bertanya bagaimana membuat konten yang baik dan viral. Semua itu tidak terjadi secara tiba-tiba tapi ada rumus yang mendasari.
Bila tidak percaya bisa dicek satu demi satu konten yang ada. Pada umumnya tentu akan menemukan beberapa bagian berikut ini.
1. Hooking
Hal pertama yang paling sering muncul tentu saja hooking atau mengambil isu yang menyentil banyak audience. Semisal dengan adanya awalan “rahasia untuk ….” “ini nih yang bikin aku …” “Buat kalian yang ….” “jangan di skip karena bakal ….”
2. Memberi Solusi
Konten yang baik haruslah memberi solusi atas masalah orang lain. Langkah pertama tentukan masalah apa yang akan diangkat kemudian berikan solusi yang konkrit. Salah satunya dengan menawarkan produk dijual.
3. Harapan Palsu
Hal lain yang kadang muncul dalam sebuah konten adalah harapan palsu. Tujuannya untuk menggiring bahwa masalah tidak bisa diselesaikan sendiri dan harus menggunakan produk di jual.
4. Info Produk
Trik ini bila tidak pada audiens yang tepat pada umunya akan langsung di-skip. Namun jangan salah, bila menemukan audiens yang tepat maka akan diselesaikan hingga bagian terakhir.
5. Call to Action
Pada umumnya setiap konten marketing akan menyematkan call to action. Bentuknya pun macam-macam dan disesuaikan dengan kebutuhan. Ada yang mengarahkan pada check out, isi formulir hingga menuju konten lainnya.
Dengan mengetahui kunci laris manis diatas maka diharapkan bisa dipraktikkan. Jangan lupa untuk evaluasi atas apa yang telah dilakukan untuk menemukan formula terbaik dalam menerapkan digital marketing UMKM.