Jangan pernah percaya bila seseorang mengatakan, ‘nggak ada apa-apa’ khususnya adalah pasangan. ‘Nggak ada apa-apa’ bisa diartikan sebagai benar-benar tidak ada apa-apa atau ada apa-apa tapi tidak berani jujur.
Bukan rahasia lagi kalau ‘nggak ada apa-apa’ adalah bahasa normatif. Siapa saja bisa mengatakannya dengan sepontan. Tapi bila dicermati lebih jauh maka akan ada segudang pertanyaan di dalamnya.
Seingkali kita ketemu pasangan kita dan ia sedang cemberut dan bila di tanya ada apa. Lagi-lagi jawaban yang muncul itu, sebuah jawaban yang susah di mengerti tapi sering terlontar.
Semakin dikejar maka yang akan muncul lagi-lagi adalah kata-kata itu. Seolah tidak ada jawaban yang membuat kita terpuaskan. Kalau ini sudah terjadi ada baiknya untuk mengambil jeda waktu.
Kaum hawa yang identik dengan jiwa perasanya memang harus di maintain dengan baik. Harus tahu kapan untuk maju dan kapan untuk mundur sesaat atau semua akan berantakan.
Bila waktunya tiba maka ia akan cerita dengan sendirinya. Uniknya lagi kadang mereka tidak minta solusi melainkan hanya ingin di dengarkan.
Bahkan seorang penyairpun berani mengatakan karena wanita ingin dimengerti. Ironisnya kata-kata ini seringkali dijadikan pembelaan bagi mereka untuk menunjukkan existensinya.
Laki-laki dengan kecerdasan tingkat tinggipun kadang tidak bisa mencerna ini semua. Semua itu hanya akan mungkin bila ada sikap saling memahami bahwa tiap individu memiliki perbedaaan.
Menjadi dikotomi bahwa setiap wanita itu kuat di perasaannya. Sedang seorang laki-laki itu kuat di logikanya. Oleh karena itu untuk mensinergikannya tentu butuh waktu.
Tak ada yang salah dengan perbedaan tapi perlu dicatat bahwa sikap saling memahami dan mengalah harus diutamakan demi keuntuhan sebuah hubungan.
Jangan sampai menang jadi arang dan kalah jadi abu. Dan pada akhirnya yang ada hanya kehancuran.
Menyatukan dua hati dan pikiran bukan perkara gampang. Seringkali harus terjadi konflik dulu untuk saling mengenal satu sama lain.
Harus terus berusaha dan berpikir jangka panjang. Jangan sampai pikiran sesaat membuat gelap mata dan akhirnya terjadi perpisahan.