Luci, demikian nama gadis itu. Meski tidak tahu nama lengkapnya tapi saya yakin bahwa orang ini adalah seseorang yang sempat saya kenal belasan tahun yang lalu. Kini ia telah tumbuh besar menjadi gadis remaja dengan tubuh tinggi besar.
Sepintas ia tak ubahnya dengan remaja lain yang penuh keceriaan dengan segala atribut yang menurut saya nyleneh. Ada baju warna-warni, sepatu kets, dan tas gendong yang entah apa isinya.
Lebih lama memandangnya barulah disadari bahwa remaja ini beda dengan yang lain. Ia tak memiliki gerak tubuh yang sempurna. Baik kaki dan tangan ada sedikit perbedaan.
Tapi hebatnya ia seolah tak memandang apa yang terjadi pada dirinya. Masih tetap ceria diiringi tawa renyah dan genit ABG manakala ketemu mas-mas.
Sosok Tak Pernah Menyerah
Akibat dari ketidaksempurnaanya inilah ia harus bersekolah ditempat yang jauh dari rumahnya. Belajar dan berkumpul dengan mereka yang sama-sama memiliki kebutuhan khusus.
Kini Luci telah tumbuh menjadi gadis yang luar biasa. Yang mampu menampar kesombongan siapapun. Bahwa ia jauh lebih hebat dalam menjalani hidup dengan segala keterbatasannya. Ia setidaknya mampu berpikir bahwa skenario Tuhan jauh lebih baik.
Setiap kali melihat ia melintas didepan saya yang ada hanya rasa malu dan ingin menangis. Sehebat-hebatnya kita khususnya saya yang terlahir normal masih kalah hebat dengan Lusi.
Kaki kokohnya setiap hari harus melangkah tak kurang dari 8 kilometer untuk sampai lokasi dimana ia bekerja. Hal ini karena memang jarak antara rumah dan tempat kerjanya sekitar 4 kilometer.
Dan Kamu pun Bisa
Dari penuturannya kini ia bekerja membantu salah seorang teman berjualan ponsel di Pasar Cebongan. Lokasi yang cukup strategis memang, terlebih pada saat hari Kliwon maka pasar itu akan penuh sesak dengan calon pembeli.
Sayangnya, lapak tempat ia berjualan hanyalah trotoar yang mana bila hujan tiba maka ia harus bergegas mengamankan barang dagangan. Lain halnya pada saat terik, sering kali ia akan bergeser sedikit manakala matahari berhasil menyengatnya.
Maklum, lapak yang digunakan untuk berjualan hanya beralaskan jalan dan beratap lantai. Bisa saja dalam satu hari ia akan menemukan kondisi cuaca panas terik tiba-tiba hujan.
Apa yang dilakukan Luci seolah mengajarkan kepada siapa saja bahwa keterbatasan bukan alasan untuk melangkah. Jangan terlalu banyak mencari alasan hanya untuk mengatakan nanti atau semua akan diambil oleh orang lain.
Sosok yang mampu menerima dengan lapang dada takdir Tuhan yang telah digariskan. Bahwa Tuhan telah menciptakan umatnya dengan segala kelemahan dan kelebihannya.