“Dont just the book from the cover,” mungkin itu istilah yang tepat untuk menggambarkan Soto Sampah. Dimana ada nama makanan yang sangat tidak lazim. Menggunakan nama yang “mungkin” tidak sepantasnya.
Bahkan ada yang menamakan Soto Uwuh yang bersinonim dengan sampah. Ada juga sebagian orang yang mengatakan Soto Demit. Padahal sejatinya warung soto tersebut bernama Soto Simak.
Nama-nama aneh itu murni buatan para penggemar Soto Simak. Hal ini karena bila diperhatikan memang tampilan soto ini beda dengan soto pada umumnya. Soto pada umumnya disajikan dengan mangkuk dan memperlihatkan keindahan secara visual.
Tapi soto yang satu ini tidak, yang mana sepintas yang terlihat hanya ombyokan bihuk, kol dan tauge. Benda-benda tersebut hanya ditaruh diatas tumpukan nasi diatas piring. Selain itu ada dua perbedaan mencolok yang mana soto ini disajikan dengan piring bukan mangkok.
Soto Sampah Favorit Warga
Mereka yang menjadi pembeli utama warung soto ini tentu saja warga sekitar Pasar Kranggan karena lokasinya memang sebelas dua belas. Cukup jalan kaki maka kamu akan menemukannya.
Perlu kamu tahu juga bila warung soto yang satu ini telah ada sejak tahun 70-an. Dan saat ini telah memasuki generasi ketiga.
Pun demkian mereka yang sedang menikmati Tugu Jogja dan penasaran akan populernya tempat makan yang satu ini. Dari tugu kamu cukup menyusuri Jalan AM Sangadji dan di sebrang SPBU Kranggan akan menemukannya.
Bahan Bukan Yang Utama Tapi Ras Nampol
Saat makan di sini bisa jadi kamu tidak akan menemukan kuliner layaknya di restoran karena benar-benar ala rakyat. Tapi soal rasa jangan khawatir, kamu bakal dibikin ketagihan dan ingin datang lagi.
Pembeli juga tidak akan menemukan potongan daging berkualitas. Hal ini karena keberadaan daging ini digantikan dengan gajih atau lemak yang harganya sudah pasti lebih murah.
Wajar bila tumpukan ‘sampah’ tersebut di jual dengan harga yang sangat murah. Berbekal Rp 10.000,- pembeli sudah dapat satu porsi soto dan teh manis. Selain itu masih bisa menikmati beberapa gorengan sebagai pelengkap.
Jangan kaget pula kalau warung soto ini tak pernah sepi pembeli. Pada awal berdiri warung soto ini mengambil waktu dini hari hingga ada yang mengatakan Soto Demit. Buka dari jam 03.00 WIB hingga siang hari.
Namun, semakin lama warung semakin ramai dan pengunjung meminta jam buka diperpanjang hingga 24 jam. Artinya kapanpun ada waktu bisa langsung datang ke tempat ini.
Tapi waktu paling istimewa untuk menikmati Soto Sampah adalah jam 22.00 WIB. Disaat malam perut akan terasa cepat lapar, terlebih dinikmati saat udara dingin.
Soto ini memiliki ciri khas dengan rasa gurih, pedas dan manis. Semua rasa itu tercipta dari bumbu yang diracik sendiri dari bahan tradisional. Resepnya juga di dapat dari warisan leluhur.
Usai menikimati Soto Sampah dan masih butuh rekomendasi soto legendari di Jogja ada baiknya coba beberapa soto ini. Sebut saja Soto Sumuk Gondolayu dan Soto Kadipiro dimana mereka telah hadir sejak puluhan tahun lalu.