Bagi anda yang kebetulan suka nonton serial Tukang Bubur Naik Haji disalah satu stasiun televisi swasta ada baiknya simak kisah berikut. Tukang Parkir naik haji bukanlah kisah yang ada dalam sinetron melainkan benar-benar terjadi di Jogja.
Pak Bardi demikian nama calon haji tersebut yang rencananya akan berangkat tanggal 17 Agustus 2016. Profesinya yang hanya sebatas tukang parkir tidak menghalangi niatnya tanah suci.
Dan benar saja, niat yang telah dilafalkan sejak 1985 silam kini telah terwujud. Kerja kerasnya selama 31 tahun membawa hasil, dirinya menjadi salah satu calon haji yang akan berangkat dari Bandara Adi SUmarmo, Solo.
Sebelum menjadi tukang parkir, Bardi muda bekerja sebagai penjual koran dan berjualan rokok. Namun sayang kala itu penghasilannya di rasa kurang dan harus mencari pekerjaan sampingan.
Dan pekerjaan sampingan yang ia pilih adalah sebagai tukang parkir. Dari berjualan koran dan menjadi tukang parkir penghasilannya menjadi lebih baik.
Beruntung Bardi memmiliki seorang istri yang sangat mendukung niatnya. Rumiyati yang bekerja sebagai penjual lotek dan gado-gado ini mendukung penuh suaminya untuk beribadah yang konon hanya untuk mereka yang berduit saja.
Tuhan mungkin sangat sayang pada warga Cokrokusuman Baru, Jetis ini. Bagaimana tidak, selain bisa naik haji ternyata suami Rumiyati ini juga mampu menyekolahkan dua anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.
Meski dalam beberapa pekan akan menyandang gelar Haji tapi hingga saat ini ia masing menjalani rutinitasnya sebagai tukang parkir. Lokasi ia bekerja pun tak pindah-pindah, masih setia di Jalan Mangkubumi atau selatan Tugu Jogja sehingga sangat mudah untuk menemukannya.
Untuk menuntaskan niat baiknya tersebut ia harus kerja keras siang dan malam. Selain itu karena uang yang terkumpul hanya recehan maka ia hanya menabung menggunakan kaleng.
Tak mudah memang, selain harus terkena hujan dan terik matahari ia seringkali mendapat cemooh dari teman atau orang lain. Hal ini karena ia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja saja.
Jadi bagi siapapun yang beranggapan bahwa tukang entah itu tukang bubur, tukang parkir atau tukang apapun yang bisa naik haji itu hanya mereka yang ada di televisi itu salah. Bardi menjadi sosok pendobrak bahwa keterbatasan ekonomi bukan alasan untuk ke Baitullah.