Berbicara tentang Daerah Istimewa Jogjakarta pasti kita akan selalu teringat dengan berbagai tempat wisatanya seperti Malioboro atau Keraton Jogjakarta. Terlebih daerah istimewa ini juga sering dikaitkan dengan Candi Borobudur, padahal lokasinya bukan di Jogjakarta, melainkan di Magelang, Jawa Tengah.
Jika bukan terkenal karena tempat wisata, D.I Jogjakarta ini juga terkenal dengan kulinernya yakni Gudeg, itupun tetap tak jauh-jauh dari wisata juga. Lebih jauh lagi, Jogja juga sangat dikenal dengan Kota Pelajar, karena disana ada Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan banyak universitas serta perguruan tinggi lainnya.
Tapi lebih jauh lagi, Daerah Istimewa Jogjakarta sebenarnya juga memiliki daya tarik lain. Di D.I Jogjakarta, tepatnya di Kabupaten Sleman, terkenal dengan kelompok suporter sepakbola yang sangat fanatik dan luar biasa atraktifnya, mereka dikenal dengan nama Brigata Curva Sud (BCS).
Kelompok suporter paling loyal untuk mendukung PSS Sleman ini sempat dibilang sebagai salah satu suporter terbaik di Indonesia. Bahkan pada awal tahun 2017 yang lalu, BCS juga dianugerahi sebagai Ultras terbaik se-Asia menurut Copa90, media yang khusus mengamati suporter sepakbola di seluruh dunia. Bahkan BCS Sleman ini juga masuk dalam salah satu suporter terbaik di dunia tahun 2016.
Loyalitas, kreatifitas, fanatisme serta atraktifnya sebagai suporter sepakbola menjadikan Brigata Curva Sud ini sangat terkenal di kalangan suporter di dunia, terutama golongan Ultras. Koreografi yang sangat luar biasa indahnya membuat BCS sempat menjadi sorotan sepakbola Indonesia.
Hampir setiap pertandingan yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, para ultras dari Brigata Curva Sud ini selalu memenuhi stadion, terutama tribun bagian selatan. Berbagai koreografi selalu mereka tampilkan, nyanyian-nyanyian selalu dikumandangkan dengan lantangnya. Itulah kenapa BCS bisa dianugerahi sebagai kelompok suporter Ultras terbaik se-Asia. Bahkan masuk dalam suporter terbaik di dunia.
Brigata Curva Sud ini juga bisa dibilang sebagai kelompok suporter yang mandiri karena memiliki usaha-usaha sendiri untuk menghidupi kegiatannya sehari-hari, karena pastinya mereka juga membutuhkan biaya operasional. Luar biasanya, sebagian penghasilan dari usaha yang digarap oleh Brigata Curva Sud ini, juga disumbangkan kepada manajemen PSS untuk menghidupi PSS Sleman, karena saking cintanya mereka kepada tim berjuluk Super Elja (Elang Jawa) ini.
Sebenarnya jika kreatifitas serta loyalitas dari Brigata Curva Sud serta pendukung PSS Sleman yang lainnya jika dibarengi dengan prestasi dari tim PSS Sleman sendiri akan menjadikan PSS ini sebagai daya tarik sendiri di D.I Jogjakarta, terutama Kabupaten Sleman.
Tapi sepertinya prestasi yang ditunggu tersebut masih belum terlihat hingga saat ini, dan BCS serta suporter PSS Sleman lainnya harus terus mendukung PSS untuk meraih prestasi di tahun mendatang.
Kontributor – Jarot Triguritno