Ada pemandangan yang tak biasa di aula Kalurahan Tirtoadi, Mlati, Sleman pada Sabtu pagi (28 Desember 2024). Dimana ada 30 penyandang difabel Kalurahan Tirtoadi belajar membuat Roti Kolmbeng.
Sejak pukul 08.00 WIB peserta telah berkumpul. Kegiatan dimulai dengan sambutan dari beberapa pihak yang turut mensukseskan pelatihan ini.
Hadir dalam pelatihan kali ini ada Kamituwo Kalurahan Tirtoadi Zuni Astuti, Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kalurahan Tirtoadi Puji Astuti dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK Mlati) Poniran.
Dalam sambutan yang mereka sampaikan ada harapan bahwa pelatihan ini bisa menjadi alternatif bagi penyandang difabel untuk berkarya dan menambah sumber penghasilan dengan menjadi pelaku usaha dibidang kuliner. Sebelumnya pun pemerintah desa pernah menggelar pelatihan serupa dimana peserta diajak membuat sabun cuci.
Kolmbeng, Roti Jadul yang Masih Banyak Dicari
Bukan tanpa alasan kenapa kemudian roti kolmbeng ini dipilih sebagai materi pelatihan hari ini. Roti jadul yang satu ini dibuat dengan bahan-bahan dan proses yang sederhana.
Para peserta tidak hanya melihat proses pembuatan. Namun mereka juga dilibatkan dalam proses pembuatan secara langsung seolah tidak ada rahasia yang ditutupi pada resep yang telah bertahan puluhan tahun ini.
Para peserta antusias untuk mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir. Mereka tidak hanya ikut membuat tapi juga bertanya terkait beberapa kemungkinan yang akan terjadi bila ada kesalahan proses atau takaran.
Sebelum praktek dimulai, Ari Anggoro selaku pemilik Roti Kolmbeng Beluran menjelaskan beberapa fakta tentang roti kolmbeng. Menurut ayah 2 anak ini, proses pembuatan roti kolmbeng cukup mudah untuk dipraktekkan. Selain itu bahan-bahan yang digunakan sangat mudah ditemukan di warung sekitar.
Carya Berkomitmen Membersamai
Carya sebagai komunitas non profit hadir membersamai pelatihan ini. Dalam sambutannya yang disampaikan Cut Mutia menegaskan bahwa pihaknya siap membersamai mereka yang ingin belajar dan tumbuh kembang bersama khususnya para pelaku usaha kecil.
Carya sendiri memiliki tim yang kompleks, berasal dari berbagai latar belakang usaha menjadikan komunitas ini sebagai pilihan terbaik untuk belajar. Carya tidak saja memberikan pelatihan dibidang pembuatan roti dan kue saja.
Namun mereka juga siap membersamai kelompok yang ingin belajar digital marketing, legalitas usaha, budidaya tanaman dan ternak hingga publik speaking. Salah satu catatan manis yang ditorehkan Carya tentu saja menjadi tim support Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2024 lalu.
Dimana tim yang dinahkodai Lina Syafira ini menggandeng pelaku UMKM kuliner di Sleman untuk menjamu Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Berbagai kuliner unggulan Sleman hadir dan menjadi menu makan siang tamu VIP.
Saat ini mereka pun tengah mendampingi Forkom Pakembinangun dalam menata ulang organisasi yang ada. Target dari pendampingan ini pihak pemerintah desa bisa mengikuti kompetisi Nata Sembada dan Kalurahan Inovatif yang akan digelar beberapa waktu yang akan datang.
