Berkunjung ke objek wisata Kaliurang tak lengkap rasanya tanpa mencicipi jadah tempe sebagai kuliner khas lereng Merapi. Perpaduan dua benda yang sangat kontras baik secara visual maupun tekstur ini menghasilkan cita rasa khas nan unik.
Rasa yang timbul dari benda berwarna gelap dan terang dan berkebalikan. Aneh memang jadah yang dibuat dari beras di tumbuk halus dengan rasa gurih dipadukan dengan tempe yang manis dan berserat kasar bisa kompak di dalam mulut.
Menu ini disajikan dengan cara ditumpuk dalam keadaan hangat. Sangat pas menjadi penghangat tubuh manakala sedang ada di Kaliurang yang memiliki hawa dingin. Tak salah para budayawan dan seniman seperti almarhum Affandi dan Bagong Kusudiarjo dulu sering ke tempat ini hanya untuk sekedar memanjakan lidah.
Populernya nama jadah tempe Mbah Carik bermula saat Sri Sultan Hamengkubuwono IX berkunjung ke Kaliurang dan mampir ke warung jadah tempe milik Sastro Dinomo. Kala itu selain berjualan jadah tempe Sastro Dinomo juga bekerja sebagai carik atau sekretaris desa.
Pasca kunjungannya ke Kaliurang dan menikmati kelezatan jadah tempe ini Sri Sultan mengutus orang kepercayaan untuk mencari tahu siapa pemilik resep enak tersebut. Untuk memudahkan dalam penyebutannya maka Sri Sultan menamai warung tersebut dengan nama Mbak Carik.
Warung jadah tempe ini masih menjadi raja untuk kuliner di Kaliurang sehingga siapa pun yang datang ke tempat itu pasti akan merujuk pada nama Mbah Carik. Jadi ada baiknya bila berkunjung untuk menyantap kelezatannya.
Resep yang ada masih dipertahankan, sehingga rasanya sama seperti di jaman dulu. Baik dari bumbu yang digunakan, cara memasak hingga alat memasak yang benar-benar masih tradisional. Mereka yang berjualan tak lain adalah anak keturuan dari mbah Sastro Dinomo.
Harganya relatif murah, terdapat paket-paket mulai dari harga Rp 10.000an hingga Rp 30.000an. Selain menikmati jadah tempe bisa juga dipesan minuman segar seperti jahe atau cokelat panas.
Saat ini warung jadah tempe Mbah Carik sangat mudah ditemukan karena ada dibeberapa lokasi yang ada di sepanjang Jalan Kaliurang hingga Tlogo Putri. Tapi kalau mau ke pusatnya ada di Jalan Astamulya, Kaliurang, Pakem Sleman.
Komentar ditutup.