Bila dibeberapa kota di tanah air memilih titik Nol Kilometer berada di mana tugu utama berada. Maka bila kamu berada di Jogja tidak akan menemukan hal itu karena kawasan Nol Kilometer justru ada di depan Kraton Yogyakarta.
Persisnya ada di perempatan antara Bank BNI 46, BI, Gedung Agung atau Istana Presiden dan Benteng Vredeburg. Satu tempat yang sangat legend dimana banyak warga Jogja dan wisatawan menghabiskan waktu di tempat ini.
Meski masih banyak perdebatan sebenarnya dimana Titik Nol Kilometer tapi masyarakat Jogja mengetahui Nol Kilometer berada di jalan Pangurakan Nomor 1 Ngupasan, Gondomanan, Kota Jogja.
Sejarah Nol Kilometer
Secara prinsip titik nol kilometer ini adalah acuan atau patokan untuk menentiak satu jarak antar wilayah yang ada di Jogja. Konon, selain yang ada sekarang dan Tugu Jogja masih ada beberapa lokasi yang digunakan sebagai acuan untuk menghitung jarak.
Ada yang mengatakan Kraton Jogja, Alun-alun Utara, atau dua Pohon Beringin di tengah alun-alun. Dan semua itu masih satu lintasan dari Kraton hingga selatan Malioboro.
Dikutip dari Gudeg.net pada zaman dulu ada papan peringatan resmi yang digunakan sebagai patokan. Persisnya berada di depan bekas bangunan Senisono dan papan itu bisa digunakan sebagai petunjuk.
Dan ada kemungkinan juga bila dulu di depan bangunan ini yang digunakan sebagai titik nol kilometer. Ditandai dengan adanya air mancur kota tapi kini telah tidak ada.
Versi lain ada yang beranggapan Titik Nol Kilometer ada di antara Alun-Alun Utara hingga Ngejaman. Ngejaman adalah satu wilayah diselatan Malioboro yang ditandai dengan jam kota atau stadsklok yang ada ditengah jalan.
Hingga saat ini jam dinding yang dibuat pada 1916 tersebut masih utuh terletak di depan Gereja Protestan ini masih bisa digunakan. Saat kamu datang ke sini jangan lupa untuk mengabadikan benda bersejarah ini.
Berada di Kawasan Nol Kilometer maka akan berhadapan dengan bangunan-bangunan tua yang kaya akan sejarah. Berada di tengahnya maka kamu akan dikepung dengan keindahan sejauh mata memandang.
Pusat Ekonomi dan Wisata
Terlepas dimana titik Nol Kilometer berada tapi ditempat itu adalah pusat ekonomi, hiburan dan interaksi masyarakat Jogja. Satu area yang sering digunakan sebagai ruang pertunjukan. Tidak hanya itu saja tapi tempat tersebut adalah lokasi favorit untuk demonstrasi.
Satu lokasi yang tak pernah sepi, tempat sederhana tapi menjadi satu destinasi wisata favorit. Siang malam selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Kaya Akan Bangunan Sejarah
Kawasan yang sarat makna dan historis dimana banyak bangunan bersejarah ada. Selain kraton dengan Alun-Alun Utara di area tersebut masih ada Istana Kepresidenan. Gedung Agung demikan banyak orang menyebutnya ini dibuat pada tahun 1832.
Disebelah timurnya berdiri Benteng Vredeburg yang dibuat Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1760 atas permintaan Belanda. Bangunan ini menjadi markas kegiatan Belanda sekaligus konon untuk mengawasi gerak-gerik kraton.
Dalam perjalanannya benteng ini sempat berubah nama pada tahun 1786 menjadi Benteng Rustenburg yang dalam Bahasa Indonesia dikatakan tempat peristirahatan. Kemudian pada tahun 1867 terkena gempa dan rusak parah.
Setelah itu dibangun kembali sekaligus namanya seperti semula yakni Benteng Vredeburg atau benteng perdamaian. Di sebelah selatan benteng terdapat bangunan bertingkat yang hingga saat ini masih digunakan dengan baik.
Tempat tersebut dikenal dengan Bank Indonesia atau bank BI. Bank BI ini berdampingan dengan gedung Kantor Pos Besar dimana seluruh kegiatan pos dilaksanakan di tempat tersebut.
Sisi barat jalan terdapat bangunan kokoh yang menampilkan kehebatan arsitek jaman dulu. Bangunan tersebut hingga kini difungsikan sebagai Bank BNI 46.
Pada jaman dulu bangunan ini digunakan sebagai Kantor Asuransi Nill Maattschappij dan Kantor de Javasche Bank.
Hingga saat ini titik atau kawasan nol kilometer masih menjadi destinasi wisata wajib manakala berkunjung ke Kota Budaya ini. Dan kamu pastikan untuk mengabadikan momen bila berkunjung ke tempat ini.
Semua itu menjadikan kawasan ini makin dicintai wisatawan. Semua orang berhak datang dan menikmati keindahan tanpa harus melihat waktu.
Baik siang ataupun malam senantiasa hadirkan keindahan dan romantisme. Benar bila Jogja itu terbuat dari rindu.