Banyak orang sering kali merasakan ketakutan saat dirinya harus tampil atau menjadi beda dengan orang kebanyakan. Ketika harus tidak sesuai dengan pakem yang ada atau aturan yang dibuat masyarakat.
Satu ketakutan yang sejatinya tidak perlu karena tiap orang itu istimewa. Disadari atau tidak ada yang namanya diferensial individual.
Dimana tiap orang pastinya memiliki perbedaan yang tidak perlu diperdebatkan. Layaknya bangsa ini yang percaya dengan Bhineka Tunggal Ika maka seyogyanya kita pun siap menerima perbedaan yang ada dalam diri kita.
Beda itu Indah
Pastinya kita sering melihat pelangi yang begitu indah. Bayangkan bila pelangi itu hanya satu warna tentu akan beda level keindahannya dengan pelangi yang memiliki 7 warna.
Perbedaan itu bisa berdampingan dengan sangat apik. Memukau mata siapa saja yang melihatnya.
Sama dengan sebuah lukisan dimana goresan tinta dalam kanvas pastinya juga beda-beda. Jauh lebih indah daripada lukisan satu warna tentunya.
Menjadi Beda itu Keren
Ketika dulu mayoritas model catwalk itu harus yang cantik dan mereka yang bertubuh tinggi menjuntai. Tapi dalam perkembangan waktu telah bermunculan model yang bertubuh gempal.
Orang jaman dulu mengatakan, yang cerdas itu adalah mereka yang memiliki nilai rapor tinggi tapi kini orang cerdas itu adalah yang mampu melihat sebuah peluang menjadi lebih bermakna.
Dulu banyak negara yang tidak mengakui jenis kelamin transgender. Tapi kini telah banyak negara yang memberikan pengakuan terhadap jenis kelamin ketiga tersebut.
Pergeseran-pergeseran tersebut sampai saat ini belum dipahami oleh masyarakat luas. Hal ini karena menjadi beda bukan perkara mudah dan akibatnya untuk menjadi diri sendiri seolah begitu berat. Terkadang secara tak sadar kita akan mengikuti kemauan orang bukan lagi apa kata hati nurani.
Bagi mereka yang terbiasa ada di zona nyaman dan tidak siap untuk melangkah maka orang itu hanya akan tertinggal. Berada dalam satu titik meski yang lain telah jauh melangkah.
Sudah saatnya bagi tiap individu untuk terus melangkah. Melakukan sesuatu lebih dari yang lain, lebih dapat dikatakan sebagi lebih baik, lebih benyak, lebih efektif dan lebih-lebih lain dalam makna positif.
Mempertahankan apa yang diyakini untuk tetap menjadi diri sendiri akan jauh lebih baik. Jangan sampai terbawa arus dan sekadar ikut-ikutan hanya karena ingin diterima dalam suatu kelompok.
Akibatnya akan banyak nilai-nilai yang ada dalam diri tergerus dan terkontaminasi. Parahnya dikemudian hari akan menjadi sesuatu yang beda tapi diri sendiri tidak dapat mengenalinya.
Yang dipertaruhkan tentu saja idelisme. Sesuatu yang kini telah banyak hilang dimakan dunia yang serba kapitalis.
Tak banyak mereka yang bisa mempertahankan nilai-nilai luhur tersebut. Hanya mereka yang telah diatas kiranya yang paling mudah untuk menunjukan hal tersebut.
Jangan pernah mau menjadi seperti batu-bata. Dimanapun dan kapanpun akan memiliki ukuran dan berat sama seperti yang lain hingga tak lagi bisa ditemukan apa yang istimewa dari batu bata.
Tak ada alasan lari dari masalah. Semua itu harus diselesaikan dengan langkah tegap bahwa kita harus lebih baik.