Cukup lama tak menulis membuat tangan ini gatal. Seolah ingin kembali menari-nari diatas keyboard dan mengatakan, “Ini lho saya, coba lihatlah lebih dekat.”
Menulis menjadi bagian untuk berekspresi dan mengungkapkan suasana hati. Apa saja yang terbersit seolah harus dikeluarkan biar hati ini plong.
Jangan pernah ragu untuk menulis, mencoba dari hal-hal ringan tentang apa yang dirasakan. Kelak seiring bertambahnya waktu maka kemampuan akan bertambah.
Konon rumus menulis itu 90% praktek dan 10% teori. Jadi apalagi yang perlu ditakutkan toh tidak ada aturan yang mengatakan salah atau benar.
Secara pribadi saya sangat sepakat bila dikatakan, ‘menulis adalah pekerjaan keabadian.’ Bahkan seorang Pram berani mengatakan “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan ditelan sejarah.”
Yang mana barang siapa membuat satu tulisan dan itu tersimpan maka 100 tahun kemudianpun masih akan dibaca.
Masih ingatkan dengan prasasti, suatu tulisan yang usianya bisa mencapai ribuan tahun. Mungkin mereka kala itu paham benar bahwa hanya tulisan yang masih bisa terbaca hingga waktu ke depan.
Saat ini sangat sedikit anak-anak SMU yang hobi menulis. Padahal dari menulis akan bisa belajar dan melatih banyak hal. Jelas nampak adalah bagaimana menuangkan ide yang ada dalam pikiran menjadi bentuk tertulis.
Jadi buat kamu jangan pernah ragu untuk menulis. Mulailah sekarang dan jangan ditunda, niscaya 30 atau 40 tahun kemudian kamu masih bisa membaca karya tersebut karena menulis adalah pekerjaan keabadian. Bagaikan mimpi yang terwujud dengan kerja keras dan perjuangan.