Perkenalkan nama saya Lina Muryani, salah satu ibu rumah tangga yang tergila-gila dengan teknologi digital dan kebetulan memiliki seorang suami yang terdampak pandemi Covid 19. Akibatnya kini harus di rumahkan hingga batas waktu yang tidak dapat dipastikan mengingat tidak tahu kapan virus ini berakhir.
Masalah selanjutnya tentu saja muncul setelah keluarga tidak memiliki pendapatan tetap setiap bulannya. Seperti kita tahu hidup masih harus berjalan, kebutuhan seperti listrik, air, sewa kontrakan hingga susu anak tentu tetap harus terpenuhi.
Banyak di antara rekan-rekan suami yang kebetulan terdampak pun harus berpikir ulang. Pekerjaan apa yang bisa diambil untuk menyulam kehidupan.
Ada di antara mereka yang kemudian mencoba mendaftar menjadi driver ojek online. tetapi ternyata hal itu pun susah untuk diambil saat pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar.
Ada pula yang mencoba berbisnis online. Menjual berbagai produk yang ada kepada lingkungan sekitar dengan modal media sosial.
Kebetulan suami yang tidak tahu produk apa yang hendak dijual maka kami pun berpikir untuk mencoba memanfaatkan teknologi informasi. Alasan paling klasik tentu saja modal minimalis dan hampir semua orang menggunakannya.
Sedikit banyak kami telah cukup akrab dengan teknologi digital hanya saja dulu lebih sekadar sebagai hobi. Namun kini sudah saatnya benar-benar untuk serius, bila tidak bisa jadi kami sekeluarga tidak bisa makan.
Teknologi informasi juga kami gunakan sebagai cara untuk belajar banyak hal. Di tengah pandemi seperti saat ini tentu ruang gerak dibatasi. tetapi bukan berarti kreativitas akan terbatas.
Dalam hemat kami, kondisi ini justru sebagai titik balik bagaimana kreativitas akan menyelamatkan. Saya percaya setiap individu memiliki naluri untuk bertahan hidup. Apapun kondisinya setiap orang akan berusaha mempertahankan eksistensinya terutama dalam perut.
Hanya mereka yang memiliki jiwa lemah kemudian menyerah dan berharap bantuan itu datang. Tak menyadari bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan segala kelebihannya.
Seperti yang kita tahu saat ini teknologi informasi telah menyentuh hampir semua sendi kehidupan. Cukup menarik dari data yang dirilis HootSuite pada akhir Januari 2020 di mana hampir 64% penduduk Indonesia telah menggunakan internet.
Tak kurang dari 175,4 juta orang dari jumlah penduduk Indonesia saat itu sekitar 272,1 juta telah mengggunakan internet. Artinya seperti yang bisa kita tebak ceruk ini tentu sangat potensial untuk digarap.
Optimasi Teknologi Digital
Internet selain digunakan untuk mengakses informasi tentu bisa digunakan untuk hal positif lainnya. Teknologi yang memangkas ruang dan waktu di mana jumlah pengguna pasti akan terus bertambah.
Maka sejak pandemi ini masuk tanah air kami berdua benar-benar serius menggarapnya. Mengoptimasi teknologi digital tentu ada seribu cara. Mulai dari yang sederhana hingga yang memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Sadar betul kami hanyalah pengguna seperti masyarakat kebanyakan maka menjadi seorang fulltime blogger dan influenzer skala kecil adalah pilihan terbaik. Sebagai bentuk nyata maka kami sekeluarga mengelola beberapa blog, fanspage, facebook, twitter dan instagram.
Mengoptimalkan dan mensinergikan satu sama lain adalah kegiatan sehari-hari untuk mendatangkan pengunjung dan pastinya mereka yang mau beriklan.
Alhamdulilah meski pandemi telah berjalan beberapa bulan dan tidak ada gaji pokok kami masih bisa bertahan hingga saat ini. Jumlah yang didapat pun lumayan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Satu kegiatan yang bisa dilakukan di rumah. Tidak membutuhkan ruang khusus atau besar tetapi pekerjaan ini sudah bisa berjalan. Cukup bermodal smartphone, laptop dan internet. Tiga hal yang bisa dibilang semua orang miliki.
Hanya saja bisa jadi tidak semua orang memiliki tekad yang kuat untuk optimasi teknologi informasi. Hal ini karena bisa jadi pendapatan itu tidak serta merta didapat. Membutuhkan proses dan kerja keras layaknya pekerjaan yang lain.
Bekerja dari Rumah sebagai Pilihan
Bekerja di rumah tentu memberi rasa aman bagi siapa saja karena meminimalisir kontak dengan orang lain. Membantu paramedis yang telah berjuang di garda depan dan jangan sampai kita ikut menjadi korban selanjutnya.
Baca juga: Suka Duka Bekerja di Rumah
Paling menarik bagi keluarga tentu saja setiap hari bisa berkumpul bersama mereka. Anak yang masih kecil pun bisa mendapat perhatian yang cukup karena bisa dibilang 1×24 jam hanya ada di rumah saja.
Pekerjaan berkaitan dengan teknologi digital ini juga hemat ongkos karena tidak perlu keluar rumah dan bermacet-macet ria untuk sampai di kantor. Coba diingat pulang pergi ke kantor butuh waktu berapa lama, bensin yang harus dialokasikan berapa rupiah dan uang makan siang tentu tak perlu ada.
Buat kamu yang mungkin belum melirik bidang ini ada baiknya untuk mencoba. Tak butuh modal banyak, cukup membeli domain dan hosting maka usaha ini telah berjalan.
Bagi mereka yang hobi menulis sangat disarankan untuk membangun blog personal. Namun bagi mereka yang suka berbisnis tentu bisa meng-online kan bisnis mereka untuk menjangkau target lebih luas.
Langkah pertama yang harus dilakukan tentu saja untuk cek domain. Pilih nama yang paling bagus, mudah diingat dan mewakili citra diri atau bisnis. Jangan salah pilih karena bisa jadi akan berakibat fatal.
Setelah memiliki nama ada baiknya untuk segera membeli hosting murah tetapi tidak murahan. Dikatakan murah karena memang harga terjangkau dan dibilang tidak murahan tentu karena kualitas layanan ditawarkan cukup baik dan memadai.
Bila dalam pengoperasian ada kesulitan tak ada salahnya menghubungi mereka untuk memecahkan masalah. Tak perlu takut untuk mengkonsultasikan apa yang hendak dibangun.
Lebih beruntung lagi bila orang sekitar bisa membantu dalam mengoptimasi. Bagi pemula hal ini tidak membutuhkan keahlian khusus. Cara paling mudah tentu saja belajar dari internet.
Bukankah mereka telah memberikan semua jawaban. Bila tidak percaya silakan coba ketik kata kunci di mesin pencari niscaya akan ditemukan banyak jawaban yang bisa dipilih untuk kemudian diterapkan.
Dengan segala kemudahan itu masihkan tidak akan memanfaatkan teknologi informasi di tengah pandemi. Ingat kita tak pernah tahu kapan ini akan berakhir, yang kita tahu adalah besok dan yang akan datang kita tetap butuh makan.