Panggung Krapyak atau ada sebagian orang yang menyebutnya Kandang Menjangan menjadi satu destinasi wisata di Jogja yang harus dituju bila ingin tahu lebih banyak akan sejarah. Bukan hanya sebagai tempat mengintai hewan buruan tapi tempat ini adalah satu bagian penting dalam garis imajiner Jogja.
Berada di sebuah perkampungan di tengah Kota Jogja. Persisnya ada di Jalan DI Panjaitan yang berada di Krapyak Kulon, Panggungharjo, Sewon, Bantul.
Panggung Krapyak ini berupa bangunan kotak atau lebih tepatnya kubus dengan tinggi 10 meter. Detailnya bangunan ini memiliki panjang 17,6 meter dan lebar 15 meter. Banguan terdiri dua lantai dengan atap terbuka untuk memudahkan dalam hal mengamati hewan perburuan.
Bukan hanya itu saja, berdasar beberapa sumber dikatakan bangunan dari bata merah ini juga untung mengawasi kedatangan musuh dari selatan. Bila ada serangan maka prajurit yang ada diatas panggung akan lebih dulu tahu untuk kemudian dilaporkan kepada kerajaan.
Rute Menuju Panggung Krapyak Jogja
Untuk menjangkau dari Kraton Jogja paling enak menggunakan becak. Pengunjung bisa memulai perjalanan dengan melewati Plengkung Gading lurus ke selatan maka bangunan besar di tengah jalan ini akan ditemukan. Usia bangunan ini setua dengan kota Jogja yang telah melewati angka 250 tahun. Tepatnya di bangun pada tahun 1753.
Pada jaman dulu, wilayah di selatan Kraton ini bernama hutan Krapyak dengan ciri pepohonan yang sangat lebat. Dimana banyak binatang buruan ada disekitar hutan.
Kandang Menjangan ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubowono I. Beliau memiliki kesamaan dengan raja-raja pada umumnya dimana mereka akan berburu bila memiliki waktu luang. Hingga saat ini bangunan ini masih sering didatangi oleh wisatawan.
Mereka penasaran dengan kekokohan arsitektur yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Meski pernah terkena gempa besar pada tahuna 1867 dan 2006 silam tapi bangunan ini tetap utuh. Hanya terjadi kerusakan kecil pada bagian-bagian tertentu.
Keunikan Garis Imajiner Jogja
Keunikan yang ada pada bangunan ini adalah adanya satu pintu dan dua jandela pada masing-masing sisi. Pintu tanpa penutup ini memiliki bentuk persegi dibagian bawah sedang bagian atas berupa lengkungan seperti pintu masjid.
Terlepas kesengajaan atau tidak tapi bangunan ini tepat berdiri dalam garis imajiner. Dimana Gunung Merapi, Tugu Jogja, Kraton, Panggung Krapyak dan Pantai Selatan atau Pantai Parangkusumo dalam satu garis lurus.
Bangunan dua lantai ini pada bagian bawah memiliki 4 ruangan. Dan bagian atas hanyalah panggung terbuka. Adanya pintu dan jendela ini membuat ruangan cukup terang pada siang hari. Tapi tetap saja masih ada hawa lembah bila ada di dalamnya. Hal ini dimungkinkan karena adanya dinding yang cukup tebal.
Tempat paling strategis untuk melihat keluar adalah lantai dua sisi tenggara dan barat daya. Di tempat tersebut terdapat lubang yang cukup lebar. Besar kemungkin dua lubang tersebut digunakan untuk mengintai binatang buruan atau melihat ada tidaknya musuh yang datang.
Tingginya bangunan memudahkan siapa saja untuk melihat jauh ke bawah. Pada saat berburu juga akan memberikan ketenangan karena binatang buas tidak akan sampai di bangunan lantai kedua.
Dengan menyempatkan diri sejenak berkunjung di Panggung Krapyak artinya kita sudah tahu lebih banyak tentang sejarah landmark kota Jogja.