“Reward and Punishment” Bisa Kok Diterapin Untuk Mendidik Anak

Sudah menjadi rahasia umum manakala sistem reward and punishment berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Bagaikan sebuah hukum karma, perilaku baik akan mendapat ganjaran dan perilaku kurang baik akan mendapat hukuman.

joko yugiyanto

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Bukan saja hanya untuk industri yang sifatnya profesional saja, tapi metode ini juga berlaku dalam keluarga khususnya dalam mendidik anak. Sebelum menggunakan metode reward and punishment harus dipahami dulu konsepnya.

Jangan sampai konsep reward and punishment yang digunakan salah atau terbalik-balik. Jangan jadikan anak sebagai objek pendidikan melainkan jadikan mereka sebagai subjek.

Bagi mereka yang telah memasuki masa remaja libatkan dalam sebuah diskusi. Dengan demikian apa yang diharapkan anak juga terfasilitasi.

Namun demikian pastikan reward and punishment ini harus didesain sesuai dengan tumbuh kembang anak. Bagi mereka yang telah menginjak masa remaja bisa ditawarkan sistem yang lebih rasional.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Sebagai contoh bila anak mampu berprestasi atau tampil diatas rata-rata teman sebaya maka kita sebagai orang tua wajib memberi penghargaan atau reward. Bukan sesuatu yang sifatnya langsung “wah” tapi sekali lagi bisa didesain semenarik mungkin.

Salah satunya dengan sistem poin yang ada pada reward and punishment dan kemudian bisa ditukar voucher tertentu sehingga anak bisa terpacu untuk mendapat poin sebanyak-banyaknya. Sebaliknya bila anak berperilaku / bersikap kurang pantas atau menunjukan prestasi yang tidak semestinya maka bisa diberi punishment berupa poinnya bisa dikurangi.

Poin ini paling mudah bila di konversikan dengan target. Anak yang telah memasuki masa remaja tahu betul benda apa yang diinginkan dan cara mendapatkannya.

Bila anak ingin sesuatu yang lebih atau lumayan mahal maka ia tahu betul harus meningkatkan kemampuan agar mendapat poin lebih. Ia juga akan menjaga perilaku agar senantiasa baik agar poinnya tidak berkurang.

Nantinya bila poin atau voucher tersebut telah cukup maka ia dapat memilih atau belanja barang kesukaan sesuai dengan apa yang disepakati.

Tanpa disadari bila perilaku anak dijaga maka ia akan senantiasa berbuat baik. Bukan semata karena ingin dapat penghargaan lebih semata.

Bila reward and punishment dilakukan setiap hari maka akan menjadi gaya hidup. Tanpa disadari lambat laun anak akan berperilaku positif bukan karena ingin mendapat penghargaan.

Namun demikian penghargaan tetap harus diterima sebagai bentuk apresiasi bahwa anak telah menunjukkan prestasi lebih. Metode reward and punishment ini akan efektif manakala orang tua tahu betul bahwa anak butuh rangsangan bukan karena mengharap hadiah semata.

So, buat para orang tua. Jangan pernah takut untuk memberi reward and punishment untuk anak. Yang penting pastikan sekali lagi ada proses pendidikan yang baik ada di dalamnya bukan semata-mata memaksa anak untuk tampil baik saja.

Pos terkait