Mendengar kata Habibie bisa dipastikan kemudian akan muncul kata jenius. Padanan kata yang sangat erat dimana keduanya seolah tak terpisahkan.
Habibie menjadi salah satu sosok putra terbaik bangsa. Terutama dalam dunia teknologi terutama rancang bangun pesawat terbang komersil.
Salah satu karyanya yang diacungi jempol dunia adalah Pesawat Gatot Kaca dengan kode N-250. Pesawat yang benar-benar dihasilkan oleh anak bangsa tanpa campur tangan asing.
Sosok Inspiratif Habibie dengan Segudang Talenta
Habibie muda selain dikenal sebagai sosok jenius juga dikenal sebagai individu yang religius atau dekat dengan agama. Selain itu beliau juga dikenal sebagai sosok pria idaman wanita.
Semua itu tergambarkan dalam dua sekuel film yang belum lama ini tayang. Pasca menonton film inspiratif Habibie tentang kisah hidupnya niscaya akan menginspirasi siapa saja.
Seolah tak ada celah negatif. Selama menjabat Menteri Riset dan Teknologi, Wakil Presiden dan Presiden pun tak ada kesan gila kekuasaan atau nuansa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Idealis mungkin kata yang paling tepat untuk menggambarkan visi beliau. Dimana dalam segala tindak tanduk mengacu pada hati nurani, ajaran agama dan tentu saja semua untuk negara.
Dulu, kalau saja beliau gila harta tentu tak akan kembali di tanah air. Jerman telah memberikan segalanya sebagai kompensasi atas ide-ide briliannya.
Namun, suami Ainun ini lebih memilih kembali ke tanah air. Semua itu demi negara dan ibu tercinta.
Dan benar saja setelah itu Habibie berkarya untuk Indonesia. Selain menciptakan pesawat terbang komersil beliau juga mendorong para pemuda Indonesia untuk berbicara di kancah internasional dalam kaitan riset dan teknologi.
Keistimewaan Habibie telah nampak saat ia mulai remaja. Enam bulan menempuh ilmu di perguruan tinggi bergengsi Institut Teknologi Bandung mampu mengantarkannya ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule, Jerman.
Di Negeri Panzer tersebut beliau mendalami tentang seluk beluk pesawat terbang khususnya tentang konstruksi pesawat terbang.
Sepuluh tahun waktu yang dihabiskan untuk mengejar gelar S3 dengan predikat summa cum laude. Dan predikat itu beliau buktikan dengan karya nyata untuk anak negeri.
Dalam karir profesional kedirgantaraan pria yang lahir di Parepare, 25 Juni 1936 ini pernah menjabat sebagai wakil direktur di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, Jerman. Sebuah posisi yang sangat bergengsi dan menjadi rebutan semua orang tapi semua itu ditinggalkan untuk Indonesia.
Baca juga: Menyelami Romantisme Malioboro
Kisah Cinta Penuh Romantisme
Dibalik kesuksesan semua itu ada dua nama wanita yang tak akan terpisahkan. Mereka tak lain adalah R.A. Tuti Marini Puspowardojo dan Hasri Ainun Besari yang tak lain adalah ibu dan istri tercinta.
Untuk menyaksikan kisah inspiratif Habibie saat ini tertuang dalam pameran foto Habibie dan gebyar aneka lomba yang diselenggarakan berbagai komunitas yang tergabung dalam Friend Of Mandiri Museum. Pameran ini terbuka untuk umum mulai 24 Juli 2016 hingga 21 Agustus 2016 di Museum Bank Mandiri, Kota Tua – Jakarta Barat.
Di pameran tersebut kita dapat melihat lebih dekat sosok inspiratif Habibie mulai dari muda hingga saat ini. Selain menampilkan berbagai foto yang mengisahkan tentang pendidikan dan karirnya juga terlihat sosok Habibie muda beserta teman sekolahnya.
Tak kalah menarik tentunya berbagai foto tentang kisah cintanya nan romantis dan berbagai hobi yang dijalani khususnya fotografi dan mengendarai motor gedhe.
Dalam pameran tersebut juga terlihat beberapa foto Habibie bersama dengan tokoh penting dunia semisal Margaret Thatcher. Ada juga beberapa foto saat Habibie dilantik sebagai wakil presiden maupun presiden.
Adanya ratusan foto yang menggambarkan perjalanan hidup beliau seolah mampu menginspirasi bahwa kesuksesan tidak datang serta merta. Ada proses di dalamnya yang harus dilalui.
Penasaran ingin melihat seperti apa semua jepretan tentang sosok inspiratif Habibie. Silakan datang ke Museum Mandiri di Kota Tua dan cermati dengan seksama.