Adakah diantara kamu yang fanatik dengan warna favorit? Bila ada maka berhati-hatilah, bisa jadi kamu adalah korban kejelian pasar. Dimana pasar kini telah mulai lihai mempermainkan emosi pembeli.
Semua tahu pasti kini banyak orang belanja bukan karena kebutuhan melainkan lebih banyak diantara mereka yang belanja karena keinginan sesaat. Dan setelah itu tidak diketahui apakah barang tersebut akan digunakan atau tidak.
Warna paling banyak dipilih tentu saja pink dan ungu. Konon pink itu melambangkan kasih sayang dan keceriaan serta ungu yang melambangkan kesetiaan. Tak salah memang bila produsen kemudian berlomba-lomba menyajikan aneka produk dengan dominan dua warna tersebut.
Salah satu segmen pasar yang paling disasar tentu saja kaum hawa. Dimana mereka tidak pernah merasa lelah untuk berburu. Terlebih bila dikaitkan dengan faktor emosional yang tak lain adanya ornament warna pink atau ungu.
Contoh paling mudah adalah ketika memasuki bulan Februari dimana semua toko dan mall akan menyulap gerai mereka dengan warna pink. Mengejar moment tanggal 14 Februari yang katanya adalah hari kasih sayang dimana setiap laki-laki akan memberikan kado dengan dominasi warna pink.
Kalau kita tidak waspada sudah barang tentu akan memasuki jebakan batman. Tak ada rumus yang mengatakan tanggal 14 Februari adalah hari kasih sayang dan harus dengan warna pink.
Semua itu hanyala strategi pasar untuk meningkatkan omset penjualan. Jangan lagi terpedaya dan percaya dengan apa yang ada. Bagi kaum adam mungkin akan lebih mudah percaya karena mereka tidak didominasi emosi. Tapi bagi kaum yang unik ini maka segala hal bisa dikaitkan dengan faktor mood.
Bila kamu adalah sosok yang fanatik warna, atau pasangan kamu tergila-gila dengan warna tertentu ada baiknya menyimpan segala sesuatu yang mengandung warna tersebut. Atau bisa jadi pertempuran besar tak dapat dihindarkan hanya karena hal yang sangat sederhana.