Brongkos menjadi suatu kuliner yang unik, pasalnya ada sebagian orang yang menyangsikan kelezatan menu berwarna gelap ini. Tapi jangan salah, siapapun yang beranggapan menu ini menakutkan akan langsung jatuh cinta pada gigitan pertama.
Salah satu pemain lama dalam menu ini adalah Warung Handayani yang terletak di Jalan Gading No 2, Jogja. Tempatnya sangat mudah dicari karena bersebelahan dengan Alun-Alun Selatan. Terlebih warungnya yang selalu ramai hingga pembeli meluber hingga ke jalan menjadi bukti yang tak terbantahkan.
Bumbu utama brongkos Warung Handayani tak beda dengan yang lain. Tetap mengandalkan kluwak sebagai ciri khas dan kacang tolo sebagai bahan utama.
Tapi jangan berharap ada kulit mlinjo dan daging sapi di tempat ini. Untuk menjaga kesehatan para pembeli agar aman dari asam urat maka kulit mlinjo di hilangkan dan diganti dengan tahu atau telur.
Dengan demikian siapapun bisa menikmati kelezatan brongkos yang telah bertahan selama hampir 4 dekade. Hal ini karena warung ini telah beroperasi sejak tahun 1975. Nama Handayani yang digunakan tak lain dan tak bukan adalah anak terakhir dari Adiyo Oetomo dan Sartiyem si pemilik warung.
Sementara itu pembeli yang merasa aman dari asam urat tapi ingin ada rasa daging bisa pesan brongkos koyor. Rasanya tak akan jauh beda dengan daging hanya saja tingkat kepadatannya akan lebih lunak. Namun apapun pilihannya menu yang disajikan tetaplah istimewa.
Bagi yang kurang sreg dengan brongkos dan tertarik menu lain jangan kuatir. Warung Handayani juga menyediakan menu yang lain seperti nasi pecel, nasi rames, nasi soto, dan berbagai menu yang lain.
Brongkos bukanlah sayur tunggal yang hanya disantap dengan nasi. Tapi sayur ini biasanya akan di kombinasikan dengan lauk yang lain. Bisa berupa gorengan ayam, telur, tempe atau menu yang lain. Yang jelas brongkos dengan warna gelap dan rasa kluwak akan memberi sensasi yang berbeda.
Untuk minum sangat direkomendasikan untuk memesan es campur. Karena ternyata tempat makan enak ini juga terkenal akan es campurnya yang menggugah selera. terutama saat menikmati makan siang dengan cuaca yang terik.
Bila memang meniatkan untuk menikmati menu legendaris di pusat kota jangan coba datang terlalu sore. Bisa jadi warung yang telah buka sejak pagi ini akan kehabisan menu utama pada siang hari dan menyisakan menu tambahan.
Terlebih pada minggu pagi dimana banyak orang berolahraga di Alun-Alun Selatan. Dan mereka tinggal berjalan sedikit ke arah selatan untuk menuntaskan hasrat mengganjal perut.