Dinginnya malam saat di Jogja membuat siapa saja makin kangen dengan tempat ini. Namun bagi kamu yang ada di sekitar Malioboro, Kawasan Nol Kilometer, Alun-Alun Utara, Alun-Alun Selatan dan sekitarnya tidak perlu khawatir. Tak jauh dari tempat itu ada satu jajanan yang bisa menghangatkan diri, apalagi kalau bukan Wedang Ronde Mbah Payem.
Lokasi tempat jajan ini ada di Jalan Kauman, Ngupasan. Cara paling mudah menemukan tentu saja dari Alun-Alun Utara cukup berjalan ke arah barat dan nantinya akan ditemukan gerobak Wedang Ronde Mbah Payem.
Minuman herbal kaya akan jahe dan empon-empon ini pastinya begitu digemari. Terutama saat kita tahu bahwa imunitas tubuh bisa dijaga dengan cara alami.
Telah ada sejak puluhan tahun lalu hingga ada yang mengatakan, ‘menikmati semangkuk Wedang Ronde Mbah Payem itu bukan hanya tentang jajan tapi juga ada kenangan tempo dulu’. Bagaimana tidak, mereka yang saat ini dewasa dan saat kecil sering ke Sekaten sudah pasti bisa menemukan minuman menyegarkan ini.
Wedang Ronde Mbah Payem Favorit Presiden Suharto
Perlu kamu tahu saja, sosok Presiden Suharto saja sangat menyukai minuman ini. Kala ia bertugas atau dinas di Jogja dan tinggal di Gedung Agung atau Istana Kepresidenan maka Mbah Payem adalah salah seorang yang akan dicari. Diminta untuk menyiapkan minuman bagi presiden dan sudah pasti para tamu yang berkunjung.
Menjadi memori dan kebanggaan tersendiri tentunya dimana apa yang dibuat bisa dinikmati orang nomor satu di negara ini. Meski telah berjualan sejak puluhan tahun lalu atau tetapnya mulai 1965 Mbah Payem tidak merubah kualitas.
Masih tetap dijaga kesegaran dan kandungan baik yang ada di dalamnya. Cara membuat masih mempertahankan seperti kali pertama dilakukan yakni dengan cara tradisional. Tanpa bahan pengawet dan hanya menggunakan bahan alami.
Dalam satu mangkuk wedang ronde kita tidak saja akan merasakan kesegaran jahe dengan rempah yang diolah tangan berpengalaman. Tapi masih ada ronde atau bulatan ketan isi gula merah, kolang kaling, kacang tanah dan potongan roti tawar.
Selain itu yang membuat siapapun yang pernah berkunjung dan ingin datang kembali sudah pasti keramahan si penjual. Dimana Mbah Payem diusianya yang sudah tidak muda lagi masih cekatan.
Senyum selalu mengembang dari wajah yang penuh kerut. Menandakan semangat untuk terus bekerja dan bersyukur masih diberikan kesehatan.
Minuman Asimilasi dari Tionghoa
Mungkin selama ini kita berpikir bahwa wedang ronda adalah minuman asli tanah air. Namun faktanya tidak, minuman ini ternyata adalah asimilasi dari kuliner Tionghoa. Namun demikian ronde atau ‘rond’ sendiri berasal dari bahasa Belanda.
Wedang sendiri dapat dikatakan sebagai minuman hangat. Sementara itu ronde atau adalah bola-bola bulat yang terbuat dari tepung ketan isi gula.
Minuman ini begitu mudah ditemukan di Jogja karena memiliki rasa yang identik manis baik itu ronde maupun kuahnya.