Tak hanya Banjarnegara, Jogja pun memiliki beberapa titik yang rawan bencana. Bukan hanya tanah longsor, tapi ada juga potensi terjadi bencana banjir dan putting beliung serta beberapa bencana yang lain.
Hal tersebut setidaknya diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Gatot Saptadi. Menurut Gatot, di Jogja setidaknya ada 16 kecamatan yang rawan longsor yang tersebar di hampir semua kabupaten yang ada.
Untuk wilayah Kulonprogo ada di daerah Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang. Sedang untuk Gunungkidul adadi wilayah Patuk, Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, dan Ponjong.
Sementara itu untuk kabupaten Bantul yang rawan longsor ada di Dlingo, Imogiri, Pleret, Piyungan. Untung wilayah Sleman yang paling rawan hanyalah kecamatan Prambanan saja.
Khusus untuk wilayah Prambanan potensi longsor lebih karena faktor topografi. Secara umum kemungkinan longsor terjadi pada area dengan kemiringan diatas 45 derajat. Selain itu juga dipengaruhi faktor jenis tanaman dan curah hujan diatas rata-rata.
Untuk wilayah sekitar Gunung Merapi yang perlu diperhatikan adalah bahaya banjir lahar dingin. Mengingat disekitar Merapi masih banyak timbunan material pasca erupsi beberapa tahun yang lalu.
Oleh karena itu warga Jogja rawan longsor harus lebih hati-hati bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Masih menurut Gatot, saat ini Merapi masih menyimpan jutan kubik sedimen. Bila hujan besar kemungkinan material itu akan terbawa sampai ke kota dan membahayakan pemukiman sekitar sungai yang dilalui.
Saat ini Jogja masih hujan ringan sehigga relative aman. Bila intensitas hujan telah mencapai 50 mm maka harus segera diwaspadai.