Ingin suasana yang berbeda dalam melihat sebuah pertunjukan. Ada baiknya besok malam, Selasa (19/5/2015) menyambangi kampus Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Bukan tanpa alasan tapi di tempat tersebut akan diberikan suguhan yang tidak hanya menghibur. Tapi juga memberikan edukasi tanpa harus merasa digurui. Siapkan batin anda juga bila ada satu segmen yang akan menampar siapa saja yang berbuat salah tapi masih juga tidak merasa.
Berbeda dengan pertunjukan lain yang menonjolkan serba “wah” tapi pertunjukan yang satu ini lebih mencoba menonjolkan seni kreatifitas. “Keterbatasan bukan alasan untuk berkarya,” itu adalah salah satu kalimat yang selalu memompa para anak muda ini untuk mencipta karya baru.
Teater Senthir Universitas Mercu Buana Yogyakarta, setelah cukup lama vakum dalam beberapa pagelaran kini mereka akan menghadirkan sesuatu yang baru, yang lebih fresh tapi tak jauh dari kritik social.
Bagaimana setiap masalah yang terjadi dalam sebuah rumah tangga bisa di angkat dalam sebuah panggung pertunjukan. Aneka konflik yang dikemas secara apik dan menggelitik dan membuat siapa saja berpikir bahwa kita juga pernah merasakannya.
Agenda kali ini bukan hanya akan mementaskan karya dari calon anggota Teater Senthir semata. Tapi juga menjadi ajang silaturami para punggawa yang ada didalamnya.
Dimana mereka yang pernah berproses bersama akan berkumpul dalam paseduluran balung pisah. Mempertemukan para anggota Teater Senthir yang telah cukup lama berpisah dalam sebuah ajang pementasan.
Tempat yang dipilih pun kaya akan historis. Aula Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta telah sejak jaman dulu dipilih. Selain representative tentu akan membangkitkan kesan nostalgia itu. Jadi akan sangat disayangkan kalau pertunjukan ini terlewatkan.
Kegiatan ini bisa juga menjadi ajang nostalgia bagi siapa saja yang dulu pernah melihat pertunjukan teater. Kini mereka akan dihadapkan dengan stage realis bahwa apa yang terjadi di dalam panggung benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.