Jogja merupakan salah satu destinasi populer di Indonesia. Mulai dari objek wisata, budaya, hingga kuliner, semuanya ada di Jogja. Lebih dari itu ternyata ada banyak fakta tentang Jogja yang belum diketahui masyarakat luas.
Jangan lupakan juga bahwa Jogja dijuluki sebagai kota pelajar, karena memiliki banyak perguruan tinggi. Baik negeri maupun swasta.
Hal inilah yang membuat banyak orang berbondong-bondong ingin ke Jogja. Apakah itu untuk sekedar berlibur maupun menetap.
Dan kamu mungkin termasuk salah satunya.
Ngomong-ngomong, tahukah kamu bahwa Jogja memiliki beberapa fakta dan hal–hal unik yang belum diketahui oleh banyak orang?
Atau bisa jadi kamu pun termasuk yang belum tahu banyak tentang Jogja.
Nah, bagi kamu yang merasa sudah tahu banyak tentang kehidupan di Yogyakarta, baca dulu fakta tentang Jogja dan hal-hal unik di dalamnya berikut ini.
9 Fakta Tentang Jogja Yang Belum Diketahui Oleh Banyak Orang
1 – Bukan Merupakan Provinsi
Fakta tentang Jogja yang pertama adalah tentang status daerah istimewanya.
Meskipun masuk ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tapi tahukah kamu bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bukan merupakan provinsi?
DIY merupakan daerah setingkat provinsi tapi bukan provinsi.
Hal inilah yang membuat kepala daerah di DIY tidak dipilih secara demokratis, tapi sudah ditetapkan sejak turun temurun.
Status tentang keistimewaan Jogja ini sebenarnya sudah dijelaskan dengan sangat lengkap di undang-undang nomor 3 tahun 1950.
Kamu bisa mencari dan membacanya sendiri.
Tapi beberapa dari kamu mungkin ada yang bertanya – tanya: “Apa yang melatarbelakangi Jogja mendapatkan status istimewa seperti saat ini?”
Jawabannya karena faktor sejarah.
Sebelum Indonesia merdeka, Jogja merupakan daerah yang terbagi menjadi 2 kesultanan:
- Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi (bergelar Sultan Hamengku Buwono I) pada tahun 1755.
- Kadipaten Pakualaman yang didirikan oleh Pangeran Notokusumo (bergelar Adipati Paku Alam I) pada tahun 1813.
Tanpa bermaksud mengecilkan peran daerah – daerah lainnya di Indonesia, kedua kesultanan di atas memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, kedua kesultanan tersebut menyatakan bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Maka dari itu, sejak turun temurun, Jogja dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono (berasal dari Kasultanan Ngayogyakarta).
Sedangkan wakilnya adalah Pangeran Paku Alam (berasal dari Kadipaten Pakualaman).
2 – Terdapat Perbedaan Antara Penggunaan Nama Jogja Dan Yogyakarta
Fakta tentang Jogja berikutnya adalah terkait penggunaan nama.
Ada orang yang lebih familiar dengan sebutan Jogja. Tapi ada juga yang merasa nyaman menggunakan nama Yogyakarta.
Jogja dan Yogyakarta adalah 2 wilayah yang sama. Tapi tahukah kamu bahwa keduanya memiliki perbedaan dari segi penggunaan nama?
Jadi, kalau yang kamu maksud adalah seluruh kota dan kabupaten yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), maka gunakan nama Jogja.
Sekedar informasi, penggunaan nama Jogja ini bermula sejak di – launchingnya tagline Jogja Istimewa pada tanggal 7 Maret 2015.
Sedangkan jika yang kamu maksud adalah kota Yogyakarta-nya saja, maka gunakanlah nama Yogyakarta.
Penggunaan nama Yogyakarta ini bisa kamu lihat di situs resmi pemerintah kota Yogyakarta, yang dibagian title – nya tertulis jelas Portal Pemerintah Kota Yogyakarta.
Sampai di sini sudah tahu kan perbedaan diantara keduanya?
3 – Pernah Menjadi Ibu Kota Indonesia
Fakta tentang Jogja berikut ini rasanya juga belum diketahui oleh banyak orang.
Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1946, Belanda kembali datang ke Jakarta bersama pasukan sekutu, dengan misi ingin merebut Indonesia.
Di saat yang bersamaan, beberapa tentara Jepang juga masih berada di Jakarta, dan dikhawatirkan memiliki misi yang sama.
Dengan status Indonesia yang baru saja merdeka, hal ini tentunya membuat situasi di ibu kota (Jakarta) menjadi tidak kondusif dan sangat rawan.
Pada saat itulah, para pemimpin kerajaan di Jogja sepakat menawarkan Yogyakarta sebagai ibu kota sementara Indonesia.
Tawaran ini pun disambut baik oleh Presiden Soekarno.
Jadilah pada tahun 1946, Yogyakarta resmi menjadi ibu kota sementara Indonesia.
4 – Candi Borobudur Tidak Berada di Jogja
Bisa jadi point ke-4 ini merupakan fakta tentang Jogja yang paling menarik. Yakni tentang Candi Borobudur.
Banyak orang yang masih salah kaprah hingga saat ini. Mereka, khususnya orang-orang di luar Jogja, beranggapan bahwa Candi Borobudur berada di Jogja.
Bisa jadi kamu pun berpikir demikian.
Tapi tahukah kamu bahwa Candi Borobudur sebenarnya tidak berada di Jogja?
Karena lokasi Candi Borobudur itu berada di kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Jarak antara kabupaten Magelang dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang tidak terlalu jauh. Kurang lebih sekitar 57,4 km, dan bisa dijangkau dengan mudah via jalur darat.
Tapi tetap saja berada di luar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Situasi ini sangat mirip dengan kampus IPB yang berlokasi di Bogor, bukan Jakarta. Meskipun jarak kedua wilayah tersebut cukup dekat.
5 – UGM Tidak Berlokasi di Kota Yogyakarta
Mari kita lihat kembali tentang perbedaan penggunaan nama Jogja dan Yogyakarta.
Penggunaan nama Yogyakarta adalah merujuk kepada kota Yogyakarta itu sendiri.
Sedangkan penggunaan nama Jogja mencakup seluruh kota dan kabupaten yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sekarang kita akan membahas tentang Universitas Gadjah Mada (UGM), yang merupakan salah satu Universitas favorit di Indonesia.
Kalau ada orang-orang yang mengatakan bahwa UGM berlokasi di kota Yogyakarta, hal tersebut kurang tepat.
Tapi kalau ada yang mengatakan bahwa UGM berlokasi di Jogja, hal tersebut masih bisa ditoleransi.
Hanya saja lebih tepatnya, kampus UGM berada di Kabupaten Sleman.
6 – Gudeg Bukan Nama Makanan
Fakta tentang Jogja berikut ini berkaitan dengan kuliner. Yakni gudeg.
Kalau kamu berkunjung ke Jogja untuk pertama kalinya, kemungkinan besar kamu akan mencari kuliner khas Jogja bernama gudeg.
Hal ini cukup wajar karena popularitas gudeg sudah terdengar ke hampir seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan mungkin hingga ke luar negeri.
Tapi tahukah kamu bahwa gudeg bukanlah merupakan nama makanan?
Ya. Gudeg (nggudeg) merupakan cara atau metode memasak.
Hal ini sama halnya dengan metode memasak seperti menggoreng, merebus, mengkukus, dan sejenisnya.
Jadi jangan heran kalau bentuk gudeg (nggudeg) di Jogja bisa bermacam-macam. Mulai dari nangka muda, bunga kelapa, hingga ubi kayu. Karena semuanya bisa di – nggudeg.
7 – Malioboro Mall Menjadi Mall Pertama di Jogja
Sama seperti daerah maju lainnya, Jogja juga memiliki cukup banyak mall. Mulai dari Malioboro Mall, Hartono Mall, Jogja City Mall, Plaza Ambarukmo, dan lain-lain.
Malioboro mall merupakan mall pertama yang dibangun di Jogja, tepatnya pada tahun 1993.
Malioboro mall hampir selalu didatangi oleh banyak pengunjung. Karena selain memiliki nilai sejarah, mall ini juga berada di lokasi yang sangat strategis.
Kalau kamu ingin berkunjung ke Jogja dan penasaran dengan mall ini, kamu bisa mengunjunginya di Jl. Malioboro No. 52 – 58, Suryatmajan, Kec. Danurejan, Yogyakarta.
8 – Pasar Beringharjo Sudah Ada Sejak Zaman Keraton
Fakta tentang Jogja berikutnya masih berkaitan erat dengan Malioboro Mall.
Jadi, di dekat Malioboro Mall tersebut terdapat terdapat Pasar Beringharjo.
Pasar ini termasuk salah satu lokasi yang sering didatangi oleh para wisatawan, karena menjual berbagai barang seperti batik, jajanan pasar, dan aksesoris dengan harga terjangkau.
Pasar Beringharjo ini sangat legendaris. Karena sudah ada sejak tahun 1758, dan masih eksis hingga saat ini.
Nama Beringharjo berasal dari wilayah tersebut yang dulunya merupakan hutan beringin, digabungkan dengan nama harjo yang berarti kesejahteraan.
Jadi, penggunaan nama Beringharjo bertujuan agar pasar tersebut bisa menjadi sumber kesejahteraan bagi banyak orang.
Terbukti hingga saat ini, Pasar Beringharjo merupakan pusat transaksi ekonomi bagi masyarakarat Yogyakarta dan sekitarnya.
9 – Direkomendasikan Oleh New York Times
Fakta tentang Jogja yang terakhir ini akan membuatmu bangga menjadi orang Indonesia.
Beberapa dari kamu mungkin sudah cukup familiar dengan New York Times, surat kabar asal Amerika Serikat.
New York Times tidak hanya populer di Amerika, tapi juga hampir di seluruh dunia.
Tahukah kamu bahwa New York Times pernah merekomendasikan Jogja sebagai destinasi yang wajib dikunjungi?
Ya, tepatnya pada tahun 2014, New York Times memberikan predikat destination to go kepada Jogja.
Hal ini tentunya sangat membanggakan bagi orang Indonesia pada umumnya, dan masyarakat Jogja pada khususnya.
Penutup
Setelah mengetahui semua fakta tentang Jogja di artikel ini, semoga kamu bisa mendapatkan tambahan pengetahuan seputar Jogja dan sekitarnya.
Atau mungkin akan semakin membuatmu ingin segera menjelajahi Jogja, untuk mengunjungi semua tempat dan hal-hal unik yang disebutkan di artikel ini?
Well, kalau pun iya, sangat wajar kok. Karena Jogja itu memang istimewa!