Kesehatan menjadi salah satu isu yang harus diperhatikan dengan seksama. Terutama mereka yang terbiasa mengkonsumsi air minum dalam galon. Maklum saja tiap tahun bisa kita temukan berita terkait isi galon mudah dipalsukan.
Artinya apa, bisa saja kemasan yang digunakan benar-benar asli. Mulai dari galon dan tutup galon digunakan benar-benar asli. Hanya saja isi yang ada di dalamnya justru diragukan keasliannya.
Terdengar klasik memang tapi ini adalah sebuah fakta tak terhindarkan dimana isi galon mudah dipalsukan. Masih terjadi tindak kecurangan oleh mereka yang ingin mendapat keuntungan dengan cepat dan murah.
Tak mau bukan, bila kita sebagai konsumen sudah membayar air minum dalam kemasan kemudian mendapati air yang tidak sebagaimana mestinya. Bukan hanya secara finansial kita akan dirugikan, lebih dari itu pasti kualitas air didapat jauh dari standar kesehatan yang ada.
Sebagai contoh, di Jogja air isi ulang bisa didapat dengan harga Rp 4.000,- untuk satu galonnya. Sementara untuk air minum dalam kemasan asli yang menggunakan galon ulang pakai bisa tembus di angka belasan ribu.
Selisih angka itulah yang kemudian menjadi dasar bagi mereka yang tidak bertanggung jawab untuk memalsukannya. Bayangkan bila dalam satu hari ada ratusan galon terdistribusi maka keuntungan tinggal mengalikan saja.
Bagi mereka yang sensitif dan rentan terhadap bakteri bisa saja akan menurunkan imunitas yang ada. Tak jarang pula kita temukan mereka justru ‘teracuni’ sebagai akibat minum air galon palsu.
Apalagi beberapa waktu lalu kita temukan berita terkait isi galon yang mudah dipalsukan. Bagaimana oknum dalam sepersekian detik mampu mengganti galon ulang pakai dengan segel resmi. Dengan begitu kita perlu lebih berhati-hati lagi karena galon yang digunakan adalah galon merk terkenal yang sudah lama ada di Indonesia.
Konon dalam satu hari setidaknya mampu memproduksi hingga 100 isi galon palsu. Mereka dalam satu bulan setidaknya mampu memproduksi 2500 isi galon palsu dan meraup keuntungan hingga Rp 28 juta.
Bisa dihitung kemudian berapa orang yang dalam hal ini konsumen yang akan dirugikan. Konsumen yang telah percaya dengan merek besar dan ternyata mendapati isi galon palsu (isinya lho yah bukan tutup galon palsu).
Baca juga: Air Alkali Bisa Mempercepat Proses Penurunan Berat Badan
Benarkah Isi Galon Mudah Dipalsukan?
Terlalu naif bila kita mengatakan bahwa tidak ada yang bisa memalsukan apa yang dibuat pabrik. Bukan hanya untuk isi galon mudah dipalsukan saja, akan tetapi apapun di negeri ini dengan mudah akan dipalsukan oleh mereka yang miliki keberanian dan niat jahat.
Terlebih untuk produk-produk yang dibutuhkan masyarakat luas. Terlihat receh memang, tapi ketika berbicara tentang kuantitas tentu keuntungan besar akan mudah didapat.
Sebagai konsumen yang cerdas, saatnya mulai sadar diri bahwa dalam hal apapun harus lebih waspada. Bukan tidak percaya dengan merek yang ada tapi ingat terlalu banyak orang tidak bertanggung jawab di luar sana.
Tak mau bukan bila kemudian keluarga yang kemudian akan menjadi korban. Hanya karena kita lalai dan terlalu percaya diri.
Usut punya usut ternyata isi galon mudah dipalsukan bukan hanya terjadi tahun ini saja. Akan tetapi kasus ini telah terjadi sejak lama. Hampir tiap tahun bisa ditemukan kecurangan serupa.
Bahkan di Jogja pun pada tahun 2011 pernah terjadi hal serupa. Di mana ada oknum yang mengganti air minum dalam kemasan dengan air yang tidak jelas sumbernya.
Dampak Isi Galon Palsu
Berbicara tentang dampak dari sesuatu yang palsu atau tidak asli, tentu akan dengan mudah kita temukan dampak negatifnya. Dan berbicara tentang dampak positif tentu bisa kita katakan nol atau sama sekali tidak ada dampak positifnya.
Jangan sampai diamnya kita akan merugikan orang-orang yang ada di sekitar. Tidak mau bukan dan ternyata tanpa kita sadari air minum dalam kemasan tidak sesuai standar itu dinikmati keluarga atau orang-orang yang kita sayangi.
Mungkin dalam waktu pendek tidak akan menimbulkan masalah. Tapi dalam jangka panjang bisa jadi akan menjadi masalah kesehatan karena teknik pengolahan yang mereka lakukan ala kadarnya, tidak sesuai standar mutu yang diterapkan pemerintah khususnya berkaitan dengan standar dibidang kesehatan.
Lebih parahnya lagi bila dikonsumsi oleh anak-anak kecil di masa pertumbuhan atau usia keemasan. Di mana mereka harusnya dapat nutrisi terbaik untuk menambah nutrisi yang ada justru akan menjadi pengurang.
Atau mereka yang sedang dalam masa penyembuhan. Seyogyanya dengan ketercukupan cairan yang baik dan standar kesehatan bisa pulih lebih cepat dan karena mengkonsumsi sesuatu yang salah maka tidak kunjung membaik.
Tantangan Produsen Pastikan Keaslian Produk
Hal ini nampaknya pun menjadi tantangan produsen air minum dalam kemasan (AMDK). Di mana kemudian banyak diantara mereka yang melakukan inovasi. Membuat tutup galon yang lebih baik dan berharap tidak mudah dipalsukan.
Menjadi menarik kemudian ternyata tantangan produsen AMDK tidak hanya berada pada tahapan produksi saja tapi juga mengawasi jalur distribusi produk hingga tutup botol kemasan.
Bahkan dalam sebuah kesempatan di akhir Juli lalu Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tubagus Haryo menegaskan bahwa fenomena ini bukan hal baru atau sudah lama terjadi. Seyogyanya menjadi perhatian produsen untuk memastikan produk asli bisa diterima sampai ke konsumen.
Jangan sampai galonnya asli, segelnya asli tapi justru air dalam kemasan palsu atau bukan berasal dari produsen. YLKI meminta untuk tiap-tiap produsen air dalam kemasan melakukan langkah responsif untuk menjaga kepuasan konsumen.
Salah satunya dengan mengevaluasi mata rantai distribusi secara menyeluruh dari hulu hingga hilir secara berkala. Tujuannya untuk mencegah adanya pemalsuan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.
Hal lain yang harus dilakukan tentu saja memberi edukasi kepada konsumen. Baik itu di level agen maupun pengguna akhir. Bagaimana dengan mudah para konsumen mengenali produk yang asli dengan produk yang palsu.
Saat ini menerapkan teknologi perlindungan kemasan dirasa belum cukup. Bahkan ketika ditambahkan dengan segel tutup galon sekalipun kecurangan masih saja terjadi. Dan oleh karenanya perlu dilakukan tindakan preventif lainnya.
Hal yang cukup mengejutkan, berdasar data yang dihimpun YLKI pada 18 Maret 2022 lalu diketahui bahwa 83% penjual air minum dalam kemasan kemasan tidak mendapat edukasi. Artinya hanya 17% saja penjual yang mendapat edukasi terkait produk yang mereka jual.
Padahal menurut Tubagus, edukasi ini menjadi salah satu tanggung jawab produsen kepada konsumen. Tentang bagaimana menemukan produk asli dan terjamin kualitasnya.
Yang Bisa Dilakukan Masyarakat
Kita sebagai konsumen atau pengguna air minum dalam kemasan pun harus jeli dan cerdas. Mampu membedakan mana galon asli dan mana galon palsu meski dengan cara sederhana.
Hal ini tidak lepas dari upaya sejumlah oknum yang ingin mendapat keuntungan dengan cara cepat dan mudah. Yakni dengan mengganti isi galon asli dengan yang palsu.
Mereka ini, para pelaku kejahatan memiliki satu alat yang bisa membuka dan menutup tutup / segel galon tanpa harus merusaknya. Tutupnya asli, galonnya asli tapi bisa dibuka dan ditutup dengan mudah tanpa ada cacat. Ini yang mengerikan.
Beruntung, pihak produsen air minum dalam kemasan memberikan edukasi secara rutin kepada para pengguna / konsumen. Salah satunya mencocokkan kode galon di web resmi atau memastikan kode yang ada antara galon dan tutup sesuai.
Akan tetapi jika ternyata tutup galonnya asli, galonnya asli tapi bisa dibuka dan ditutup secara rapi tanpa ketauan, justru metode mencocokan kode galon ini menjadi tidak efektif. Karena kode sama tapi isinya dipertanyakan.
Oleh karena itu kalau menurutku hal yang paling bisa dilakukan adalah memastikan kita membeli galon yang tutupnya benar-benar tersegel dengan benar, dan juga beli galon yang kemasannya bisa memperlihatkan isinya secara gamblang (kemasannya bening).
Tujuannya supaya apa? Ya supaya memastikan bahwa tutup galon asli, galonnya asli isinya juga asli.
Salam sehat semua.