Kota Jogja layak menjadi “Kota Warisan Dunia.” Hal ini tak terlepas dari nilai-nilai filosofi dan budaya yang ada di dalamnya.
Filosofi tinggi itu nampak salah satunya pada garis imajiner yang menghubungkan antara Gunung Merapi, Tugu Jogja, Keraton, Panggung Krapak hingga Pantai Selatan.
Kita semua pasti tahu kalau China memiliki Kota Warisan Dunia dengan Kota Terlarang mereka dengan segala kemegahannya. Ternyata Jogja pun memiliki kekhasan, keunikan dan keistimewaan tersendiri.
Tak banyak yang menyadari bila Jogja memiliki tata letak istimewa. Sesuatu yang pada jaman itu mungkin belum ada teknologi canggih tapi konsep detail tersebut telah terlaksana.
Wacana Jogja akan menjadi Kota Warisan Dunia dipaparkan langsung oleh Sri Sultan HB X. Dan orang nomor satu di DIY ini percaya bahwa Jogja memiliki semua kriteria yang dibutuhkan.
syarat utama untuk ditetapkan sebagai Kota Warisan Dunia yakni memiliki kekhasan dan keistimewaan. Dan Jogja tentu saja memiliki hal itu dengan adanya sumbu utama.
Nantinya The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) akan memberikan penilaian apakah sebuah kota layak di jadikan Kota Warisan Dunia atau tidak.
Lebih jauh dijelaskan bahwa nilai filosofi dari Panggung Krapyak ke utara yakni mewakili simbol perjalanan manusia. Manusia di lahirkan, dewasa, menikah dan kemudian punya anak.
Semantara itu dari Tugu Jogja ke selatan melambangkan perjalanan manusia kepada Tuhan. Seperti yang diketahui bahwa manusia itu ada hubungan dengan sesama dan dengan Tuhan.
Dari dua arah tersebut dapat disimpulkan bahwa tiap individu tidak akan lepas dari 3 nilai dasar yang menjadi fondasi. Nilai dasar tersebut adalah religi, kebudayaan, dan sosial.
Menjadi penting bila setiap manusia ingin hidup dengan baik maka harus menjaga keseimbangan. Dimana diantara ketiganya tidak boleh berat sebelah.