Terdengar aneh tapi ini benar adanya. Bagaimana mungkin ada kebun sayur ditengah kota. Sesuatu yang dulu hanya ada di pegunungan dan pedesaan kini telah ada di salah satu pusat kota Jogja.
Bila penasaran dan ingin membuktikan kebenarannya ada baiknya meluncur ke Kampung Bausasran, Kecamatan Danurejan, Jogja. Disana kini telah ada perkampungan dengan penuh hijau dan rimbun aneka pepohonan sayur nan hijau.
Kampung unik dengan kebun sayur tersebut dikelola oleh Kelompok Tani Gemahrifah dan setiap hari ada yang piket untuk menyirami dan menjaga kebersihan kebun. Memang usia mereka baru satu tahun tapi melihat apa yang mereka capai cukup luar biasa dan memberi peluang bahwa lahan sempit diperkotaan bisa disulap menjadi perkebunan asri dan menghasilkan.
Dikutip dari Harianjogja.com mereka tidak akan berhenti pada lahan pertanian semata. Tapi juga akan merambah pada budidaya lele. Hebatnya lagi yang mengelola lahan budidaya ikan itu tetaplah kaum hawa.
Teknik budidaya yang dipilih adalah Hidroponik dimana dalam satu area bisa ditanam beberapa jenis sayuran. Selain hemat tempat hasil yang diperoleh bisa lebih banyak.
Awal mula pembentukan lahan budidaya sayur ini karena memang dikampung mereka tidak memiliki lahan yang cukup luas. Pada akhirnya terbentuk kelompok tani yang menyulap sebidang tanah menjadi lahan pertanian.
Lahan yang ada saat ini berukuran 8 x 10 meter persegi. Aneka sayuran yang berhasil dibudidayakan antara lain salada, kubis, sawi, kembang kol, cabe, terong, pare, dan tomat.
Anggota kelompok tani yang berminat untuk membeli dipersilahkan untuk memetik hasil pertanian. Uang tersebut dikumpulkan oleh bendahara dan kemudian dikelola untuk meningkatkan pendapatan kelompok.
Bagi kamu yang tinggal diperkotaan ada baiknya mencoba metode tersebut. Selain bisa menghijaukan lingkungan tentu ada rupiah yang bisa didapat.
Kini seiring berkembangnya zaman dan teknologi tak hanya Kampung Bausasran yang mengusung konsep ini. Cukup banyak di beberapa titik, tak hanya di Jogja tapi di kota-kota lain pun telah ada.
Bagaimana warga bisa bercocok tanam dengan lahan seadanya. Selama ada kemauan dan kreatifitas, lahan yang semula diduga tidak produktif pun bisa di sulap menjadi lahan produktif.