Menjadi Beda Tak Selalu Lebih Buruk

Menjadi beda adalah sebuah pilihan. Memutuskan untuk melangkah atau hanya akan berdiam diri juga sebuah pilihan. Sudah saatnya menyiapkan diri mengambil resiko, baik buruknya tetap akan dilewati tidak mungkin dihindari. Mencoba mengurangi kesenangan dan meraih sesuatu yang lebih menantang.

inne amalia
instagram.com/theamalia_99

Ingin rasanya selalu mencari sesuatu yang lebih baik meski itu menjadi beda. Sebuah kesenangan yang mendekatkan pada masa depan yang lebih jelas meski tidak sistematis. Mungkin jalan inilah yang harus diambil bahwa di dunia tidak ada yang sempurna kecuali dalam imajinasi.

Semua serba kemungkinan tinggal mau tidak mengambil kemungkinan yang tentunya didalamnya terdapat resiko yang harus diambil.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Tidak mudah memang menjadi beda dan konsekuensinya menjadi pusat perhatian karena keanehannya. Tentunya dalam hidup ini terwakili dengan keberanian kita mencari pengalaman, pengalaman yang akan memperkaya diri dan membuatku semakin bersyukur. Bisa mendapati sesuatu hal yang tidak semua orang belum tentu bisa mendapatkannya.

Selama setahun terakhir mencoba menjaga apa yang diyakini bahwa kebenaran ya kebenaran dan tidak dapat digadaikan dengan yang lain. Kebanggaan mungkin itu yang dirasa, bahkan seorang Tan Malaka berani mengatakan tak ada kemewahan bagi pemuda selain idealisme.

Tapi itu semua bukanlah aib tapi lebih tepatnya kecurangan atau kebusukan. Penindasan secara tersistematis dalam rangkaian jaringan.

Mungkin dalam bahasa ilmiahnya simbiosis. Kata yang didengungkan dalam mata pelajaran biologi. Yang dapat diartikan sebagai kerja sama dan bersama-sama sinergi.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Bukan hanya penindasan tapi juga pemerasan. Yang kuat memeras yang lemah atau yang punya kewenangan memeras yang bisa diambil keuntungan.

“Mengolah” kata yang sangat familier ditelinga. Kata yang menandakan adanya keuntungan yang bisa diraih orang lain. Satu perbuatan yang sangat dibenci, entah karena tak mampu mengolah atau sadar bahwa pekerjaan itu tak baik dan merugikan oran lain.

Disatu sisi kita terlalu mencintai pekerjaan ini. Pekerjaan yang menuntut bertemu banyak orang. Bukan hanya itu tapi pekerjaan ini juga menuntut untuk harus belajar dan tahu lebih banyak. Atau mencoba mempermalukan diri ketika bertemu dengan seseorang dan kita tidak tahu apa yang sedang dibahas.

Namun, disisi lain melihat sedikit oknum yang menodainya. Dengan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Memang sih dalam hidup ini perlu materi dan pasti menjadi unsur yang penting. Tapi apakah perlu sampai melacurkan diri atau melakukan pemerasan.

Mungkin sudah jalanku tidak bisa bertahan diprofesi ini dan harus banting stir. Mencari pekerjaan yang jauh dari kepentingan publik jadi tidak perlu takut apakah itu melanggar kode etik atau tidak.

Ini bukan kali pertama saya mundur dari apa yang telah dilalui. Tidak akan menyesal, dulu atau enam tahun lalu pernah juga saya mundur dari tempat yang memberiku kebanggaan sama halnya tempat ini yang senantiasa membuatku bangga.

Semua dalam taraf pencarian, menemukan sesuatu yang sejatinya bisa membuat nyaman. Ingin bekerja bukan karena bisa menyelesaikan pekerjaan itu tapi menjadi kebanggan bila bekerja adalah kebanggaan dan kesenangan.

Sejak dulu mencoba tuk menjalani “totalitas” dalam hal apapun. Tidak mau lagi melakukan sesuatu dengan setengah hati terlepas hasilnya baik atau buruk.

Pos terkait