Penasaran dengan penampakan demit Jawa ada baiknya kamu berkunjung ke Bentara Budaya Yogyakarta. Pasalnya lokasi yang tak jauh dari Tugu Jogja tersebut selama sepekan menggelar pameran tentang demit.
Pameran demit Jawa dengan tema “Baju Barat-Demit Ndulit Setan Ora Doyan” ini telah dimulai sejak Rabu (7/2) lalu dan akan berakhir pada Kamis (15/2) yang akan datang. Kamu yang berkunjung ke lokasi pameran ini tidak perlu takut karena penampakan mereka jauh dari kesan menyeramkan.
Yang ada justru adalah unsur artistik atau seni dan unik. Selama sepekan pameran akan menyuguhkan karya seni berupa seni rupa dan patung kono tentang demit. Selain itu masih ada serba-serbi lain yang unik tentang mahluk halus khas Jawa.
Diantara sekian banyak karya seni yang ada terdapat beberapa dedemit yang sangat populer semisal Jailangkung. Saking populernya demit jenis ini pernah diangkat ke dalam layar lebar.
Dari sekian banyak karya yang ada mungkin umbul Setan-Setanan. Permainan ini dulu sangat marak di tahun 90an. Namun umbul dengan gambar berbagai setan ini diproduksi pada tahun 1940 atau sebelum Indonesia merdeka. Jumlahnya cukup banyak karena mencapai 100 gambar.
Selain itu masih ada Jodog atau patung pemanggil roh haus karya Subiyanto. Selain itu masih banyak karya seniman kondang Jogja semisal buto ijo, pocong, hingga kuntilanak. Tak mau ketinggalan pelukis eksentrik Jogja, Nasirun menampilkan “Setan Jaman Now”.
Jangan lupa bila kamu penasaran dengan perwujudan tuyul bisa mampir ke pameran unik ini.
Beberapa seniman kenamaan selain diatas masih ada Alit Ambara, Edi Priyanto, Bambang Herras, Irwanto Lentho, Kliwon Imogiri, Samuel Indratma, Lindu Prasekti, Pramono Pinunggul, dan Tina Wahyuningsih.
Menurut Kurator Hermanu pameran ini berupaya menampilkan karya-karya seni rupa tradisi jaman dulu dengan seni rupa modern. Tujuannya tentu saja untuk membuat suasana semakin segar.
Sementara itu menurut Sindhunata, dalam sambutannya mengatakan bahwa manusia hidup dalam dunia yang terang. Tapi ada juga sisi gelap yang tidak dapat diraba
Patung-patung tersebut bisa jadi menjadi simbol-simbol dalam diri sesesorang yang erat kaitannya dengan hawa nafsu, kejahatan atau keserakahan. Tujuan dari pameran ini untuk mengajak manusia kembali ke sisi terang dengan berani jujur kepada diri sendiri.