Nawu Sendang Seliran kini boleh dibilang bukan hanya sekedar tradisi saja. Tapi kini ada beberapa hal menarik di dalamnya karena dikemas lebih meriah untuk turut serta melibatkan masyarakat.
Agenda satu tahun sekali ini akan digelar pada Sabtu – Minggu (8 dan 9 April 2017). Prosesi yang diawali kirab budaya ini akan dimulai dari Balai Desa Jagalan dan berakhir di kompleks Masjid Gedhe Kotagede.
Acara yang digelar weekend ini bisa dipastikan akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana animo masyarakat cukup baik untuk hadir secara langsung.
Tradisi yang digelar setiap bulan Jumadilakir pada kalender Jawa ini juga diharapkan dapat membangkitkan semangat di Jogja khususnya di Kotagede. Terlebih aneka kuliner yang diarak bisa dibilang hampir punah.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya dimana akan digelar kirab gunungan dan jodang. Pada gunungan akan tersemat aneka kuliner asli Kotagede semisal Kipo, Yangko dan Kembang waru.
Tak lupa aneka sayur dan buah dari hasil bumi masyarakat sekitar juga menghiasi gunungan. Melimpahnya kuliner dan hasil bumi ini sebagai wujud syukur atas nikmat Tuhan di tahun ini.
Selain gunungan masih ada lagi jodong yang mana didalamnya terdapat terdapat alat-alat untuk Nawu Sendang Seliran. Baik itu gunungan maupun jodang masing-masing terdiri dari dua buah.
Uniknya bila selama ini kirab di Jogja seringkali hanya di bawa oleh abdi dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta saja. Tapi pada tradisi Namu Sendang Seliran ini juga akan dibantu abdi dalem dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Berbaurnya dua keraton ini tentu akan memberi pengalaman berbeda. Dimana antara dua keraton sejak jaman dulu sejatinya ada hubungan baik yang senantiasa terjaga.
Fakta lain yang cukup menarik adalah Masjid Gede Mataram terbagi 2 kepemilikan dimana sisi kanan milik kasunanan sedang
sisi kiri milik kasultanan. Begitu juga dengan sendangnya dimana Sendang Kakung milik Surakarta sedang Sedang Putri milik Yogyakarta.
Sebelum gunungan diperbutkan maka akan dilakukan doa bersama. Berharap agar tahun ini menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Tak ubahnya dengan Nawu Sendang seliran dimana kegiatan tersebut memiliki pesan moral bahwa tiap individu harus bersedia membersihkan diri dan menjaga hati dari hal-hal yang negatif. Adapaun tradisi membersihkan kolam ini pada dasarnya sebatas simbolis.
Sendang Seliran terbagi atas dua kolam yang diberi nama Sendang Kakung (putra) dan Sendang Putri. Adanya dua sendang ini disesuikan dengan fungsinya dimana antara laki-laki dan perempuan tidak bisa mandi dalam satu lokasi.