Nampaknya kegiatan naik Gunung Merapi di malam pergantian tahun baru Jawa yang jatuh pada malam ini masih cukup banyak peminatnya. Hal ini nampak dari jumlah wisatawan yang berdatangan di Pos Pendakian Jalur Selo yang ada di Padukuhan Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali.
Menurut Samsuri pada Selasa petang (13/10) kepada media mengatakan bahwa saat ini jumlah pendaki telah mulai berdatangan. Petugas jasa retribusi dari Badan Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) ini juga mengatakan bahwa mayoritas pendaki berasal dari Jogja, Solo, Klaten, Semarang, Magelang, Boyolali telah mulai berdatangan sejak Selasa pagi.
Bila pada 17 Agustus lalu terdapat pembatasan jumlah pendaki maka momentum kali tidak ada pembatasan. Meski demikian pihak BTNGM memprediksi jumlah pendaki akan mencapai 2000 orang atau hampir sama dengan yang lalu.
Jalur Selo menjadi favorit pendakian karena jalur ini tidak terlalu beresiko seperti halnya kalau lewat Jalur Selatan atau Kali Kuning. Jadi wajar saja bila rute yang satu ini selalu ramai pengunjung.
Bahkan pendaki tidak saja hanya berasal dari warga sekitar. Ada beberapa peserta yang hendak merayakan pergantian tahun baru Jawa berkewarganegaraan asing.
Jumlah itu akan terus bertambah mengingat cuaca yang cukup bagus. Meski demikian tim SAR dari BTNGM menghimbau agar senantiasa berhati-hati. Salah satunya tidak membuat api unggun atau membuang puntung rokok sembarangan karena bisa menyebabkan kebakaran.
Para pendaki bersama warga sekitar nantinya akan melakukan upacara yang sarat akan kearifan lokal berupa Sedekah Gunung. Oleh karena itu pihaknya juga menyiapkan tim pemantau yang jumlahnya 45 orang terlatih dari SAR. Mereka terbagi di beberapa titik mulai dari pos yang paling bawah hingga Pasar Bubrah.
Kegiatan ini sebagai bukti bahwa ditengah hiruk pikuknya masyarakat perkotaan yang cenderung hedonis. Ternyata masih ada yang merayakan malam pergantian tahun dengan laku prihatin.
Perlu dicatat pendakian gunung itu tidak hanya membutuhkan fisik yang kuat. Tapi juga membutuhkan mental dan komitmen untuk pantang mundur hingga tercapai tujuan.
Maka beruntunglah bagi kalian yang pernah merasakan bagaimana rasanya untuk naik gunung hingga puncak tertinggi yang bisa diraih. Wajar juga bila ada yang pernah mencoba dan kemudian ketagihan lagi untuk mencoba kembali.