Seni Jathilan Bukan Lagi Milik Masyarakat Pinggiran

Jathilan, seni tradisi kebudayaan yang saat ini telah mendapat tempat di hati masyarakat. Bila jaman dulu hanya menjadi suguhan bagi mereka yang ada dipinggiran tapi kini Jathilan telah menjadi hiburan bagi banyak pihak tak terkecuali masyarakat perkotaan.

Bacaan Lainnya
jathilan putri
facebook.com/anang.arseto

Tak sulit menemukan pentas Jathilan, bahkan dibeberapa objek wisata di Gunungkidul dan Kulonprogo telah memiliki agenda untuk menghadirkan kesenian tradisional ini sebagai hiburan rutin.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Baca juga: Jathilan Meriahkan Liburan di Gunungkidul

Meski banyak orang mengaku pernah melihat tarian dengan kuda kepang ini mungkin belum banyak yang tahu tentang apa sebenarnya Jathilan itu. Terdapat unsur filosofis yang kuat dalam setiap pentas. Yang mana yang muncul dalam pertunjukan itu adalah simbol-simbol.

Pada jaman dulu, pertunjukan ini adalah tarian ritual berupa pemanggilan roh kuda untuk meminta agar desa selalu aman dan panen bisa terjaga. Dalam kepercayaan Jawa, kuda atau turangga adalah simbol dari kekuatan, kesetiaan, kepatuhan, dan sikap melayani dari pekerja untuk tuannya.

Dari pentas tersebut dapat terlihat ada dua peran, peran penari yang mengggunakan kuda kepang sebagai simbol pekerja dan pemegang cemeti yang biasanya juga berperan sebagai pawang.

Mereka ini dapat katakan sebagai juragan atau pemegang kendali.
Gerakan penari dalam kesenian ini cenderung statis melambangkan hidup mereka yang statis pula.

Gerakan yang muncul adalah simbol dari kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan. Tak ada perubahan yang secara tiba-tiba dan mendadak menandakan bahwa hidup para pekerja itu adalah rutin tanpa gejolak yang luar biasa.

Lain halnya dengan pemegang cemeti yang sifatnya lebih tenang dan dinamis. Mereka adalah perwakilan dari kaum atas yang memiliki kendali atas segala sesuatunya. Wajar kalau ada penari bergerak di luar batas maka akan dikendalikan dengan memberikan cambukan.

Sedang alat musik pada umumnya sifatnya sederhana, musik yang dihasilkan juga terkesan sederhana dan mistis. Menguatkan suasana mistis yang telah ada sehingga akan terasa lebih menegangkan.

Namun, seiring perkembangan waktu Jathilan telah mengalami beberapa perubahan. Yang paling mudah dilihat adalah adanya alat musik modern beserta pilihan lagu serta kostum yang semakin meriah. Meski demikian esensi dari pertunjukan tersebut tetap dipertahankan.

Jadi buat kamu jangan ragu atau malu untuk melihat kesenian tradisional ini dan nikmati ketegangan saat para pemainnya kesurupan. Tak jarang mereka melakukan gerakan yang tidak bisa diduga dan membuat kocar kacir penontonnya.

Pos terkait