Sadar atau tidak sadar mungkin saya dan juga kalian suka menyiksa diri. Menunda-nunda makan sehingga kita mengeluh kelaparan. Suka begadang tapi paginya kita ribut kala terlambat dan parahnya enggan kebelakang meski sudah kebelet pengen keluar.
Padahal kalau kita mau kita tidak perlu kelaparan atau pagi bangun terlambat. Bila saja kita mau hidup terpola bukan teratur tapi sesuai dengan kebutuhan. Tidak terlalu dan memaksa diri sendiri dan akhirnya kita menyengsarakan diri sendiri.
Mungkin dari dulu sampai sekarang banyak diantara kita yang secara tidak sadar menginternalisasi paham ketidakteraturan. Hingga yang paling tren dikalangan kita ada istilah anak punk yang menganut anarkisme. Diberbagai negara istilah tersebut begitu populer dikalangan anak muda. Tapi seberapa tahu mereka akan konsep tersebut.
Bukan bermaksud menggurui tapi saya juga ingin berbagi cerita dari apa yang saya dengar dari kawan-kawan yang ada disebelah. Konon istilah tersebut begitu mewabah di negara Jerman dan Inggris.
Alasannya sederhana, mereka menolak kemapanan, rutinitas dan gaya hidup yang monoton. Yang ekstrim mereka enggan dengan kebersihan dan kerapihan maka wajar bila kita lihat dipinggir jalan (versi) Indonesia mereka sangat awut-awutan.
Tapi alangkah lebih baik kalau ketidak mapanan atau ketidakteraturan tersebut dituangkan dalam sebuah karya sehingga menghasilkan suatu produk indah berbeda dan bisa diterima orang lain. Bukan malah menakut-nakuti orang lain.
Ada juga kawan yang mendalami punk dan waham anarkisme sampai kedalam-dalamnya. Bukan hanya baju dan tampilan luaran saja tapi apa yang terkandung dalam ajaran tersebut.
Ia begitu percaya diri berdakwah dengan yang lain dan menerangkan, meluruskan konsep punk dan anarkisme yang sebenarnya. Berani tampil beda dengan segala atribut ditengah masyarakat yang pasti akan menggunjingnya.
Namun kenapa ajaran itu tak bertahan lama. Begitu ia mendapat hidayah segala pernak-pernik yang menempel langsung hilang. Dengan drastis ia tampil beda 180 derajat, seolah bukan dirinya.
Tak ada lagi kesan hitam dan angker ataupun ngeri yang sering nampak pada citra anak punk di jalanan. Yang ada hanya senyum ramah dari orang yang lepas dari lembah ketidak pastian.