Solo traveler atau pelancong tunggal bukan hal baru di era sekarang. Sejarah mencatat pada abad ke-19 Nusantara kedatangan seorang pelancong wanita asal Austria bernama Ida Laura Reyer Pfieffer. Dia melintasi ratusan ribu kilometer dengan cara solo traveling tanpa teman perjalanan tetap, dan jaman itu belum ada ojek.
Sekarang udah banyak yang nulis buku tentang perjalanannya dan semuanya sepertinya seru dan berkesan. Lebih dari keseruan itu yuk liat apa aja yang bikin solo traveling itu layak dijalani,
1. Belajar Mandiri
Yup, yang ini jelas. Ketika kita menjalani sesuatu sendiri kita dipaksa mampu dan mengandalkan diri sendiri setiap saat. Juga mengambil keputusan sendiri. Tidak ada yang memerintah juga tidak ada yang diperintah. Kita belajar menjadi tuan bagi diri sendiri.
2. Belajar menghargai arti orang lain
Dalam solo traveling seringkali kita diserang rasa bosan dan kesepian. Berharap seandainya ada satu orang saja buat sekedar duduk dan menikmati senja bersama. Saat itulah orang-orang yang punya peran dalam hidup kita bakal terasanya artinya karena mereka sedang tidak ada. Atau justru sebaliknya, orang yang tadinya terasa amat penting ternyata kita baik-baik saja tanpa dia.
3. Belajar lagi arti kenyamanan
Terlalu lama berada di zona nyaman seringkali justru membuat kita tidak lagi nyaman. Kita harus menggali potensi kita lebih jauh lagi sampai tahu batas kemampuan kita, dan ketika kita mampu mengatasi hal-hal yang sebelumnya tidak terbayang kita akan merasa lebih baik.
4. Belajar untuk improve
Meskipun kita bisa menyiapkan diri sebaik-baiknya dan membaca berjuta tips bagiamana menjadi solo traveler nyatanya tidak ada rumus pasti untuk setiap keadaan karenanya setiap traveler harus membuka diri pada setiap kemungkinan dan fleksibel dalam membuat keputusan.
5. Sebagai cara untuk move on
Jangan gunakan solo traveling untuk menghindari patah hati karena itu justru buang-buang waktu, dimanapun kita patah hati tetaplah patah hati. Tapi manfaatkan traveling sebagai penghibur hati kita. Melatih hati untuk mencintai suasana yang baru, bertemu dengan orang-orang baru, dan tempat baru.
6. Melatih melihat diri sendiri
Dengan solo traveling seseorang jadi punya waktu untuk memikirkan dan menilai seperti apa dirinya. Apakah selama ini kita orang yang tergantung terhadap orang lain, apakah selama ini kita benar-benar telah menjadi diri sendiri.
7. Kadang kita memang harus menjalani sesuatu seorang diri
Ada kalanya kita tidak bisa meminta bantuan orang lain bahkan sekedar untuk bertanya. Ada hal-hal yang memang harus kita jalani sendiri, dan ada perasaan yang hanya kita yang tahu rasanya.
Bila kamu hendak liburan ke Jogja ada baiknya untuk lakukan persiapan dengan matang daripada waktu habis untuk memikirkan akan ke mana saja nantinya. Bila bingung mau kemana maka kamu bisa coba simulasi liburan hemat 3 Hari 2 Malam di Jogja.
Selamat mencoba solo traveling dan Live the life that matters to you.