Pernahkan kamu berfikir seperti apa sosok pembuat desain beberapa fashion terkenal dari Louis Vuitton? Jika kamu penasaran, kamu wajib berbangga. Ternyata pembuat desain salah satu fashion tersebut adalah Eko Nugroho, seniman Jogja yang mendunia.
Mungkin belum banyak masyarakat yang mendengar nama tersebut. Namun, seniman yang berasal dari Bantul Yogyakarta ini telah mencatat prestasi yang luar biasa, yakni dengan membuat desain scarf atau syal yang digunakan pada merek fashion Louis Vuitton.
Eko mengaku telah memiliki darah seni sejak masih kecil. Kegemarannya dalam menggambar telah ia tunjukkan sejak memasuki usia 5 tahun.
Ketika SMP bakat seninya kembali muncul, dan dibuktikan dengan masuknya ia ke Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) pada tahun 1993. Sayang, karena pekerjaan orang tuanya yang hanya sebagai loper koran membuat Eko tidak bisa untuk melanjutkan kuliah.
Semangat Eko tidak padam begitu saja. Gagal untuk melanjutkan kuliah membuat dia tetap semangat mengikuti berbagai kompetisi menggambar. Hingga akhirnya ia berhasil menjuarai salah satu kompetisi tersebut.
Kemenangan Eko dalam kompetisi tersebutlah yang membuat dia bisa kuliah di universitas ternama, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan memanfaatkan hadiah uang yang ia dapat. Selain itu, selama kuliah Eko juga sering mendapatkan beasiswa supaya tidak membebani orang tuanya.
Nama Eko mulai dikenal sebagai seniman Jogja sejak awal tahun 2000 lewat komik underground “Daging Tumbuh” yang ia cetak sebanyak 50 eksemplar dalam bentuk fotokopian. Komik tersebut berlanjut, dan sampai pada edisi 16.
Pada tahun 2013, lukisan Republik Tropis dilirik brand fashion Louis Vuitton. Di tahun yang sama, dia juga tampil dalam Paviliun Indonesia di ajang 55 tahun International Art Exhibition di Venice Bienalle, Italia.
Selain itu, ia juga pernah mengikuti pameran di Singapura pada tahun 2013, pameran di Prancis pada tahun 2012, Gallery of South Australia pada tahun 2011, dan pameran buku terbesar dunia Frankfurt Book Fair pada tahun 2015.
Eko memang mulai dekat dengan dunia fashion. Hal ini ia buktikan dengan menggelar pameran tunggal Landcape Anomaly di Galeri Salihara, Pasar Minggu.
Landcape Anomaly menampilkan berbagai benda unik yang ada di Indonesia. Berbagai jenis karya ia tampilkan disini, mulai dari karya bordir yang menjadi ciri khas nya, ada juga karya istalasi, patung, dan mural.
Dalam pameran ini ia bekerja sama dengan brand fashion ternama Tanah Air Major Minor serta kolaborasi bareng di Jakarta Fashion Week tahun 2016.
Indonesia sebagai Negara yang kaya akan segala hal juga memiliki banyak sekali seniman-seniman berbakat. Tidak hanya di Yogyakarta, namun disegala pelosok tanah air.
Sayangnya, pemerintah tidak terlalu memperhatikan para seniman tanah air. Sehingga, tidak sedikit pula para seniman yang memilih untuk berkarya di luar negeri.