Meski batu akik asal Gunungkidul kalah tenar dengan batu Bacan atau batu Opal tapi jangan anggap remeh. Hal ini karena batu akik asal pegunungan yang konon terkenal tandus itu telah mencapai pasar luar Jogja.
Pasar yang cukup prospektif adalah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jakarta. Fakta ini disampaikan oleh salah seorang pengrajin asal Desa Sawahan, Kabupaten Gunungkidul.
Menurut warga mereka memiliki batu asli asal Desa Sawahan yang tentu saja tidak ada di tempat lain. Jenis batu tersebut adalah Kalsedon, Jasper, dan Kalimayan.
Dari ketiga jenis batu asli yang paling banyak diburu adalah jenis Kalsedon dan Jasper Solar. Soal harga juga telah mulai berani bersaing dimana satu buahnya telah mencapai ratusan ribu hingga jutaan.
Semua itu tergantung dengan jenis motif dan kekerasan yang ada pada masing-masing batu. Jadi bisa saja pada batu dengan jenis yang sama akan memiliki harga beda karena motifnya berlainan.
Untuk memperlancar proses penjualan batu akik di Desa Sawahan maka di desa tersebut di bangun showroom. Harapannya tentu saja pengunjung akan semakin banyak dan secara tidak langsung akan menaikan taraf ekonomi masyarakat desa.
Usaha ini nampaknya disambut baik oleh Bupati Gunungkidul Badingah yang mana Desa Sawahan akan dijadikan sentra industri kerajinan batu akik. Terlebih pengrajin batu akik di desa ini telah ada puluhan tahun sehingga ketrampilan mereka telah benar-benar teruji.
Semua itu tentu saja semakin menegaskan bahwa Jogja miliki beberapa lokasi ladang batu akik. Karena selain ada di Gunungkidul ada juga di Bantul.