Pesta budaya Apeman, bagi yang tertarik untuk selalu hadir dalam pesta tahunan tersebut besok (Jumat, 12/12/2014) datanglah ke Jatinom atau tempat persisnya ada di Sendang Plampeyan, Jatinom, Klaten. Kegiatan puncak akan dimulai setelah sholat Jumat atau sekitar pukul 13.00 WIB.
Bukan hanya memperebutkan kue Apem yang bisa digunakan sebagai tolak bala. Tapi pengunjung juga akan dihibur dengan kirab atau pertunjukan dari berbagai elemen disekitar Jatinom. Ada berbagai kesenian tradisional yang mengiringi dalam kegiatan tersebut.
Tahun ini jumlah apem yang akan dibagikan mencapai 6 ton. Sedang acara ini telah dimulai sejak 4 Desember 2014 lalu hingga 12 Desember 2014 besok. Berbagai atraksi kesenian telah digelar untuk menghubur masyarakat yang hadir.
Masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan Yaqowiyu. Kegiatan ini diperkenalkan Kyai Ageng Gribig sesaat setelah beliau pulang dari tanah suci. Dari cerita yang berkembang saat itu Kyai Ageng Gribig pulang dari Mekkah Al Mukaromah dan dirumahnya didatangi banyak tamu.
Seperti pada tradisi orang Jawa bila ada tamu maka tuan rumah akan memberi suguhan berupa kue. Saat itu kue yang dibawa dari Mekkah tinggal sedikit dan tamu masih banyak. Untuk mensiasatinya maka kue itu dimasak lagi dengn bahan yang lebih banyak agar bisa menjamu seluruh tamu yang hadir.
Baca juga: Tradisi Mbah Suran Mbah Demang
Dari peristiwa itulah kegiatan tahunan yang digelar pada pertengahan bulan Sapar menurut penanggalan umat Islam terus berkembang. Kini kue Apem bukanlah dari tanah suci atau keluarga Kyai Ageng Gribig, melainkan dari warga sekitar Jatinom.
Kue Apem tersebut dikumpulkan kemudian didoakan bersama dan dibagikan untuk seluruh tamu yang hadir.
Yaqowiyu berasal dari kalimat dalam penutup doa yang lengkapnya berbunyi , “Ya qowiyu Yaa Assis qowina wal muslimin, Ya qowiyyu warsuqna wal muslimin.” Bila diartikan akan menjadi “Ya Tuhan berikanlah kekuatan kepada kita segenap kaum muslimin, doa tamu itu dihormati dengan hidangan kue roti, dan ternyata hidangannya kurang, sedang tamunya masih banyak yang belum menerimanya.”
Dalam perjalanannya tradisi ini juga mengalami perkembangan dalam arti bukan hanya memberikan suguhan untuk tamu yang datang. Tapi lebih dari itu untuk mengajarkan sifat memberi kepada sesama.
Selain itu dengan tradisi apeman juga akan mengajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat Alloh SWT atas segala limpahan rizkinya. Tak lepas di dalamnya juga terdapat ajaran untuk saling mempererat tali silahturahmi antar warga.