Meski pernah kerja dan tinggal di Papua, tepatnya Sorong dan Manokwari ternyata suami masih ada hasrat kembali ke Bumi Cendrawasih. Namun kini daerah yang ingin dituju adalah Jayapura tepatnya Bukit Kollang Moka Distrik Sentani.
Nama daerah ini muncul setelah salah seorang rekan suami yang dulu kerja di Sorong dan kini bekerja di Jayapura. Di kota paling ujung timur Indonesia dan berbatasan dengan Papua Nugini ini terdapat satu daerah yang begitu indah.
Kawan tersebut berkirim foto keindahan alam dimana kini ia bernaung. Sesuatu yang sepintas mungkin itu bukan di dalam negeri. Tapi faktanya memang berada di Indonesia, hanya saja mungkin media kurang banyak mengekspos.
Surga Kecil Jatuh di Bumi
Surga kecil jatuh di bumi demikian Joko Widodo menyebutnya. Tak salah memang dengan sebutan itu karena keindahannya memang begitu luar biasa. Mengundang hasrat siapa saja yang melihatnya untuk berkunjung ke Papua dan salah satunya ada Bukit Kollang Moka.
Apa yang di sampaikan presiden RI beberapa waktu lalu itu bukan isapan jempol semata karena merupakan fakta yang tak terelakkan. Mendengar kata Papua jangan langsung tertuju pada Raja Ampat semata tapi masih banyak destinasi wisata lain yang bisa di tuju.
Tapi sekali lagi entah kenapa suami sangat ingin ke Sentani. Usut punya usut ternyata wilayah tersebut memiliki ojek wisata yang tidak banyak di negeri ini.
Berupa padang rumput dengan keindahan perbukitan. Menjadi satu tempat yang pas untuk menenangkan hati dan pikiran. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang cenderung materialistik.
Sejauh mata memandang terhampar hijaunya alam Papua. Wajar kemudian bila kemudian muncul anggapan Papua destinasi wisata hijau.
Bukit Kollang Moka
Bukit Kollang Moko demikian nama objek wisata yang mulai di bicarakan sejak pertengahaan tahun lalu itu. Berada di pusat kota dan bisa di jangkau dalam hitungan menit dari Bandara Sentani membuat mereka yang berkunjung ke Papua wajib rehat sejenak.
Pagi saat matahari terbit dan senja saat matahari terbenam adalah saat terbaik melihat keindahan alam. Namun bila siang ataupun malam tiba pun tak masalah, masih bisa di temukan spot foto terbaik.
Alam dan hutan masih terawat dan terjaga dengan sangat baik. Masyarakat sekitar masing memegang teguh nilai-nilai kearifan lokal untuk menjaga bumi tetap asri.
Keindahan alam papua tetap terjaga berkat kepedulian penduduknya untuk senantiasa menjaga keberadaanya. Selain itu di tanah air ada mereka-mereka yang peduli terhadap konservasi alam.
Sebut saja EcoNusa dimana organisasi ini berkomitmen untuk mendukung bagaimana sumber daya alam di kelola berkeadilan dan berkelanjutan. Titik poin penting dari konservasi hutan ini dengan mengedepankan inisiatif dari masyarakat setempat.
Tak hanya melakukan advokasi dan kampanye, tapi juga mereka melakukan komunikasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Tujuan dari itu semua adalah bagaimana perlindungan dan pengelolaan lingkungan di lakukan dengan sepantasnya dan memberi manfaar untuk masyarakat setempat maupun negara.
Beberapa nilai yang di jaga EcoNusa dalam praktiknya antara lain keadilan sosial dan lingkungan, kesetaraan, transformasi, akuntabilitas, integritas, excellence dan inclusiveness. Semua nilai-nilai itu harus seiring sejalan untuk alam yang lebih baik.
EcoNusa sendiri memiliki fokus kerja di Indonesia Timur mulai dari Maluku dan Papua. Sama persis seperti area cover suami saat dulu bekerja di salah satu perusahaan pembiayaan.
Organisasi nirlaba yang berpusat di Jakarta ini juga memiliki area kerja di Jayapura dan belasan titik strategis lainnya. Mereka banyak melakukan kerja nyata untuk masyarakat setempat mulai dari:
- Advokasi Kebijakan dan Kerjasama Strategis
- Pengembangan Kapasitas dan Ketahanan Masyarakat Adat
- Gerakan Laut Berkelanjutan
- Dukungan Komunikasi Stategis untuk Indonesia Timur
- Jaringan Komoditi Adat
- KORAL atau Koalisi NGO Untuk Perikanan dan Kelautan Berkelanjutan
- Jaringan Ekowisata Adat
- Sekolah EcoINVOLVEMENT
- Mari Cerita (MaCe) Papua
- Sekolah EcoDiplomasi
Dan kita harus mendukung itu semua untuk kelestarian alam. Selain itu pastinya untuk menciptakan Papua tetap sebagai destinasi wisata hijau. Tak hanya untuk tahun ini, 10 tahun yang akan datang tapi juga 100 tahun yang akan datang.