Menghadapi situasi ketidakpastian ini memaksa siapa saja untuk senantiasa menjaga kesehatan mental. Jadi saat ini menjaga kesehatan fisik semata tidak cukup bila tidak ingin sakit.
Bagi mereka yang tahu caranya tentu menjaga kesehatan bukan hal sulit. Berbeda bagi mereka yang bisa saja kurang paham tentang bagaimana menjaga kesehatan dengan baik khususnya kesehatan mental. Di butuhkan satu upaya lebih bila tidak ingin terjadi gangguan untuk masa yang akan datang.
Ketidakpastian ini nampak jelas bila kita memperhatikan media. Sering kali apa yang disampaikan pemerintah berbeda dengan apa yang ada di lapangan.
Atau bisa jadi apa yang disampaikan hari ini akan berubah dalam hitungan hari. Ketidakpastian bila tidak di kelola dengan baik maka sudah pasti akan menimbulkan stres.
Menjaga Kesehatan Mental
Tak ingin stres karena hal yang tidak penting bukan. Oleh karena itu menjadi wajib bagi siapa saja untuk memahami bagaimana menjaga kesehatan mental di masa pandemi.
Masih teringat jelas dalam ingatan kita adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di hampir berbagai kota. Namun begitu mudah kita melihat orang beraktifitas di luar rumah.
Aturan itu harusnya di terapkan bagi semua orang tapi seperti yang kita ketahui saat ini bahwa mereka yang usia di bawah 45 tahun dipersilahkan untuk beraktifitas di luar rumah. Mungkin benar secara fisik mereka lebih kuat daripada yang berusia lanjut atau anak-anak.
Tapi kita lupa bahwa mereka berpotensi besar menjadi carrier untuk anggota keluarga. Adanya orang tanpa gejala (OTG) juga di waspadai karena bisa jadi mereka ini aman tapi buat orang lain belum tentu.
Kita juga masih ingat tentunya adanya larangan mudik atau tidak beroperasinya kendaraan lintas wilayah. Tapi sekali lagi, begitu mudah kita temukan itu semua. Dengan jelas apa yang disampaikan pucuk tertinggi pimpinan negara kurang bisa di ejawantahkan dengan baik.
Jogja sendiri sebagai wilayah paling potensial untuk mudik. Berapa banyak warga Jogja yang merantau dan ingin pulang di saat lebaran yang tinggal menghitung hari.
Bila kesadaran dan kedisiplinan itu tidak diterapkan. Bisa jadi keluarga yang ada di rumah akan menjadi korban. Seyogyanya kita mulai berpikir mudik bukan hanya masalah tradisi semata.
Lebih urgent saat ini adalah bagaimana menjaga seluruh anggota keluarga. Jangan sampai kemudian dipaksakan mudik selama 2 pekan tapi akan berimbas panjang.
Untuk sampai itu semua tentu di butuhkan kedewasaan dan wawasan berkaitan dengan kesehatan. Kesehatan dalam arti keseluruhan baik itu fisik ataupun mental.
Bila tidak bisa menjaga hati dan pikiran mungkin kita akan terpengaruh dan gamang. Kalau mereka bisa kenapa saya tidak. Yang ada kemudian adalah kerumunan masa yang berpotensi menyebarkan Covid-19.
Butuh satu rujukan untuk semua itu. Di internet memang ada banyak yang mengulas tentang kesehatan tapi belum tentu tervalidasi kebenarannya.
Satu yang pasti bahwa ulasan tersebut ditulis ahlinya adalah Halodoc. Situs ini tidak saja memberikan gambaran tentang kesehatan secara umum tapi hingga detail semisal tentang kesehatan mental.
Dari satu situs bisa menjawab semua kebutuhan sehingga setiap orang harus menginstal aplikasi ini sebagai bagian dari gaya hidup. Bahaya mengintai saat ini bukan hanya sebatas Corona Virus tapi masih banyak yang lain.
Bila saja ada satu gejala yang kurang nyaman ada baiknya untuk gunakan fitur tanya dokter. Di sini kamu bisa konsultasi kepada dokter secara online atas apa yang terjadi untuk kemudian di buat rujukan.
Baca juga: Filosofi Sayur Lodeh Tujuh Warna
Pun demikian saat merasa kesehatan mental bermasalah. Menghubungi psikolog atau orang yang tepat adalah satu solusi bisa diambil. Jangan sampai konsultasi dengan orang yang salah karena bisa jadi tidak akan menemukan solusi terbaik.
Bila kemudahan itu ada dan nyata di depan mata. Masihkah kita akan abai dengan kesehatan kita sendiri di tengah ketidakpastian ini.