Pastinya, Saat kamu berkunjung ke Jogja banyak destinasi wisata menarik dan beda yang bisa kamu kunjungi. Salah satunya sudah pasti ada Desa Banyusumurup Imogiri yang terkenal sebagai sentra penghasil keris di Jogja.
Keris memang beragam jenisnya dan hampir di seluruh nusantara memiliki karakter yang berbeda-beda. Dari ujung barat hingga ujung timur memiliki keris yang bisa ditelisik memiliki perbedaan yang signifikan.
Pun saat kamu berkunjung ke Desa Banyusumurup yang ada di Imogiri. Niscaya ada banyak hal baru bisa dipelajari. Bukan hanya terkait keindahan tapi juga ada filosofi dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Sejarah Keris, Budaya Indonesia yang diakui UNESCO
Perlu diketahui bahwa keris yang bisa ditemukan di seluruh Asia Tenggara ini konon berasal dari tanah Jawa. Hal ini dibuktikan pada relief Candi Borobudur dan Candi Prambanan dimana kedua candi tersebut dibangun pada abad ke-8 dan 9.
Setelah itu keris bisa ditemukan di hampir seluruh nusantara. Saat ini setidaknya ada 15 etnis atau daerah di tanah air menjadi pengusung keris. Daerah-daerah tersebut antara lain Jawa, Madura, Bali, Sasak-Lombok, Sumbawa, Palembang, Jambi, Minangkabau, Banjar (Kalimantan Selatan), Kutai, Bugis, dan Toraja.
Nilai Estetika Keris
Menurut UNESCO, keris memiliki 3 nilai estetika sehingga layak dijadikan warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.
1. Dhapur
Istilah ini dipilih dan digunakan untuk menyebut model / bentuk keris. Terdapat komposisi atau racikan untuk masing-masing keris dimana hal ini akan menjadi ciri khas.
Menjadi pembeda antara satu dengan keris lainnya. Bagi mereka yang paham tentang keris maka dengan melihat dhapur ini maka akan langsung bisa membedakan dan menebak asalnya dari daerah mana.
2. Pamor
Pada setiap keris pastinya akan memiliki pola dekorasi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan teknik tempa-lipat untuk masing-masing keris akan berbeda.
Setiap keris yang dihasilkan akan memiliki aneka ragam motif dekorasi. Dari masing-masing motif ini juga memiliki makna tersendiri.
3. Tangguh
Unsur estetika yang digunakan UNESCO adalah tangguh. Istilah yang kemudian mendapat awalan dan akhiran pe-an menjadi penangguhan.
Istilah ini merujuk pada makna proses interpretasi dimana asal usul dan estimasi usia keris.
Baca juga: Keris Summit, Hadirkan Ratusan Keris dari Dalam dan Luar Negeri
Saatnya Berkunjung ke Desa Banyusumurup Imogiri, Desa Para Pengrajin Keris
Sudah tahu dengan sejarah keris yang diakui dunia kini saatnya berkunjung ke satu desa penghasil keris di Jogja. Tepatnya ada di Desa Banyusumurup, Imogiri, Bantul, Jogjakarta.
Desa ini sejak zaman dulu terkenal sebagai salah satu desa pengrajin keris yang eksis hingga saat ini. Di desa ini pula terdapat para mpu atau mereka yang ahli dalam proses pembuatan keris secara tradisional.
Keahlian para pengrajin ini di dapat secara turun temurun karena pada zaman perang Majapahit ada seorang mpu yang menyelamatkan diri dn menetap di Banyusumurup. Setelah itu anak cucu mereka pun beralih profesi sebagai pengrajin keris.
Selanjutnya usaha ini pun berjalan turun temurun dan terdapat beberapa nama mpu yang memiliki nama besar seperti Mpu Djiwo Diharjo, Mpu Tomorejo, Mpu Iro Menggolo, Mpu Dipo Menggolo, Mpu Haryo Menggolo, Kiai Cokro Harjo, dan Mpu Sosro Menggolo.
Saat ini keris masih banyak dicari oleh mereka yang tahu akan fungsinya. Baik itu sebagai aksesoris maupun sebagai “pegangan” untuk memudahkan berbagai urusan.
Yang Bisa Dilakukan di Desa Wisata Banyusumurup
Ada banyak hal yang bisa dilakukan di desa yang satu ini. Selain berkunjung ke galeri keris yang menyimpan aneka jenis keris pengunjung pastinya juga bisa belajar hal lain.
Sangat disayangkan bukan, bila dunia saja telah mengakui keris sebagai warisan dunia kita sebagai orang Indonesia tidak mengetahui seluk beluk dan sejarah keris.
Di desa yang masih asri ini pengunjung dapat belajar tentang proses pembuatan keris. Bahan dari bilah besi dan kemudian ditempa lalu dibentuk menjadi keris yang indah bisa disaksikan secara langsung. Waktu yang tepat tentu saja saat pagi karena energi kita masih penuh sehingga bisa berlama-lama di Desa Banyusumurup ini.
Setelah itu jangan lupa untuk belajar seni dan budaya terkait filosofi keris. Terdapat nilai-nilai yang akan diajarkan dalam sebilah keris. Bukan hanya sebatas tentang keindahan tapi ada banyak hal menarik lain pastinya.
Belajar tentang keris dan seluk beluknya di desa ini pun gratis atau tidak dikenakan biaya. Paling penting adalah siapkan rasa penasaran sebanyak mungkin sehingga saat pulang semua rasa penasaran itu akan terjawab.
Untuk menuju desa yang satu ini sangat mudah. Cukup nyalakan google maps dan ikuti petunjuk yang ada. Bila tidak silakan melintas di Jalan Imogiri Timur hingga sebelum melewati Makam Imogiri ada pertigaan dan ambil arah kanan.
Penasaran dan bingung harus bagaimana? Jangan takut kamu bisa menghubungi 08122749019 untuk mendapat informasi lebij lanjut.