Mendengar kata gerabah mungkin akan mengarahkan kita pada nama Kasongan. Tapi siapa sangka ternyata Kulonprogo memiliki potensi serupa.
Adalah Dusun Senik, Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah ternyata memiliki sejarah panjang akan gerabah. Tak ubahnya dengan Kasongan yang lebih dulu tenar, warga dusun ini juga memiliki keahlian mengolah tanah liat.
Saat ini setidaknya ada 30 pengrajin yang masih aktif memproduksi. Setiap hari rata-rata mereka memproduksi 15 hingga 20 gerabah.
Kegiatan mengolah tanah liat menjadi kerajinan ini telah berjalan sejak beberapa dekade yang lalu.
memproduksi gerabah sebagai suatu profesi yang dilakukan secara turun temurun.
Meski sama-sama terbuat dari tanah ternyata produksi gerabah Senik ini berbeda dengan Kasongan. Gerabah dari Kulonprogo ini dibuat menggunakan tanah lempung yang telah digemburkan.
Cara memproduksi terbilang masih manual karena bahan dicampur dengan hanya diinjak-injak. Ada hal unik dalam proses pembuatan gerabah yakni dimana ada proses pemadatan dengan cara dipalu.
Bila proses pemadatan ini tidak dilakukan dengan baik bisa jadi kualitas akan berkurang. Sebaliknya bila dipukul melebihi kapasitas bisa jadi gerabah rusak.
Untuk mempercantik pada saat gerabah setengah jadi maka akan dipoles dengan tanah merah. Baru kemudian dirasa sempurna akan dibakar dalam kurun waktu sekitar 1 jam.
Bila telah berubah warna dengan sempurna dan cantik maka produk yang dikerjakan selama 3 hari ini siap dijual ke pasar.
Dan bila kamu tertarik untuk melihat lebih dekat proses pembuatannya kamu bisa berkunjung dan mungkin bergabung dengan pengrajin untuk merasakan sensasi membuat gerabah khas Kulonprogo.
Selain Dusun Senik yang bisa dijadikan tujuan wisata di Kulonprogo, Jogjakarta masih ada desa wisata berbasis kerajinan yang memang telah digarap secara serius