Akhir bulan ini jangan kaget bila melintas pemandangan di Jalan Beji, Pakualaman, Jogja. Dinding tembok seluas 750 meter persegi akan disulap menjadi ruang untuk melukis bagi ratusan seniman di Jogja dalam Let’s Colour Wall of Connection.
Tercatat setidaknya 500 peserta akan ikut ambil bagian dalam program Let’s Colour Wall of Connection. Mereka mayoritas adalah mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI), anggota komunitas dan tentunya masyarakat pada umumnya.
Khusus di Jogja program Let’s Colour Wall of Connection ini mulai dikerjakan pada Rabu, 26 Juli 2017. Pihak panitia setidaknya telah menyiapkan 1640 liter cat untuk kegiatan ini.
Ternyata selain di Jalan Beji, Pakualaman masih ada 2 lokasi lain. Lokasi tersebut adalah Jalan Sambilegi dan Soboman. Nantinya tembok jalan yang polos akan memiliki gambar warna-warni.
Adapun tema yang diambil adalah Bhineka Tunggal Ika atau keberagaman dengan misi perdamaian. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia kaya akan keragaman.
Namun keragaman tersebut mampu disatukan dengan warna yang ada di tembok sesuai judulnya Let’s Colour Wall of Connection. Program ini merupakan kerja sama dari Akzonobel dan Master Peace yang memiliki ambisi melukis 100 dinding yang ada di seluruh dunia.
Terpilihnya Jogja dalam program in tak lepas dari sejarah dimana Kota Budaya ini kaya akan kekayaan budaya dan warisan sejarah. Cara ini diharapkan mampu melibatkan masyarakat agar menjadikan Kota Jogja lebih humanis dan mampu menginspirasi siapa saja.
Karakteristik unik Indonesia akan tertuang dalam setiap warna yang menempel di tembok. Banyaknya jumlah peserta dengan berbagai pemikiran akan terlihat dalam setiap guratan dan pilihan warna.
Selain di Jogja beberapa kota di tanah air yang terpilih antara lain Jakarta dengan Kota Tua, Surabaya dengan daerah Kanjeran dan Bandung dengan Siliwangi dan Antapani.
Di Jogja sendiri seni mural atau melukis di tembok sudah cukup lama dikenal. Salah satunya yang cukup menarik adalah mural di tembok Kridosono yang menampilkan kritik wajah sosial politik tanah air.